Sesosok Mayat Ditemukan Mengambang di Danau Batur
Senin, 26 Juni 2017
00:00 WITA
Bangli
4536 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com – Warga dikawasan danau Batur, tepatnya di Br. Seked, Desa Batur, Kintamani, Bangli geger dengan penemuan sesosok mayat, Minggu (25/06/2017). Tragisnya, saat ditemukan, kondisinya sudah mengambang di dekat kuramba milik warga. Diketahui, mayat berjenis kelamin laki-laki itu menggunakan celana blue jeans dan baju lengan panjang warna coklat.
Informasi tersebut dengan cepat menyebar, sehingga menyebabkan ratusan warga yang penasaran langsung berbondong-bondong ke lokasi kejadian. Proses evakuasi dilakukan setelah kedatangan tim gabungan Polsek Kintamani dan Polres Bangli dibantu warga setempat. Dari hasil identifikasi polisi, diketahui, korban bernama Nyoman Pande Rawi (27) asal banjar Bayun, Desa Satra, Kintamani.
Kapolsek Kintamani, Kompol. Putu Gunawan didampingi Kanit Reskrim Polsek Kintamani AKP. Dewa Gede Oka menjelaskan, kronologis penemuan mayat itu, pertama kali diketahui dua orang warga desa Pengotan Bangli yakni I Nyoman Budiartana (20) dan Nengah Karmayasa (20), saat akan memancing ikan di dekat lokasi sekitar pukul 11.20 wita. “Saat menoleh ke danau, saksi yang akan memancing justru melihat korban sudah mengambang dengan posisi badan tertelungkup,” ungkap Kompol. Putu Gunawan. Melihat hal tersebut saksi langsung memanggil warga setempat.
Selanjutnya, setelah proses evakuasi dilakukan, pihaknya saat itu justru sempat kebingungan terkait identitas korban. Sebab, saat dilakukan pemeriksaan, di tubuh korban sama sekali tidak ada identitas maupun dompet milik korban. Dari tubuh korban polisi hanya berhasil mengidentifikasi, barang bukti berupa jam warna hitam merk casio jesop, celana merk realcual, kalung batu giok, Hp warna hitam merk asus, cincin warna ungu, baju lengan panjang warna coklat, baju kaos dalam warna putih, tas pinggang warna hitam merk creavit, sepatu warna biru merk adidas, kaos kaki warna hitam, uang Rp 85.000, kalung warna coklat terbuat dari batu akik dan satu set alat pancing.
“Untuk memastikan identitas korban, kita sempat berupaya menghubungi beberapa nomor dari sim card Hp korban. Sehingga identitas korban akhirnya mulai terkuak,” bebernya. Kepastian identitas korban kian jelas, setelah beberapa jam kemudian sepeda motor
yamaha mio Z dengan nopol DK 7416 VH warna hitam putih milik korban ditemukan oleh polisi diparkir dekat areal memancing. “Kepastian identitas korban, kita ketahui setelah kartu identitas dan dompet korban kita temukan, ternyata ditaruh dibawah jok motornya yang diparkir diareal dekat lokasi dia memancing,” sebutnya.
Kuat dugaan korban Pande Rawi, meninggal karena terpeleset saat akan mengambil tasnya yang jatuh ke danau. Selain itu, korban juga diketahui mengidap penyakit epilepsi. “Dari keterangan pihak keluarga, korban mempunyai riwayat penyakit epilepsi. Kemungkinan korban juga tidak bisa berenang, sehingga tenggelam saat akan mengambil tasnya yang jatuh ke danau karena terpeleset dan penyakitnya kambuh,” tegasnya. Selain itu, dari pemeriksaan para medis, disebutkan, tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan pada tubuh korban.
Sesuai pantauan di lokasi kejadian, tampak keluarga korban histeris setelah mengetahui korban sudah meninggal dunia. Saat itu. polisi sempat dibuat kesal karena saat menelpon Puskesmas terdekat untuk meminta bantuan ambulance, justru mendapat jawaban yang kurang mengenakan. Saat itu, pihak Puskesmas justru menyuruh polisi mengangkut mayat dengan menggunakan mobil pick up dengan alasan tidak ada sopir dan kendaraan ambulance tidak diperuntukkan untuk mengangkut mayat. Setelah terjadi perdebatan yang cukup alot, akhirnya bantuan ambulance tersebut diberikan namun yang menjadi sopirnya adalah anggota polisi. Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, jenazah korban dibawa ke RSU Bangli.
Sementara Ni Nyoman Ratih (35) bibi korban saat ditemui awak media di RSU Bangli, menuturkan, selama ini korban bapak anak dua ini, memang mempunyai riwayat penyakit epilepsi. Karena itu, korban sejatinya sudah sempat dilarang oleh pihak keluarga untuk tidak memancing. “Ponakan saya ini, berangkat dari rumah tadi pagi sendiri untuk memancing pukul 07.00 wita. Tapi, sekitar pukul 13.36 wita, saya mendapat telpon dari salah satu anggota Polsek Kintamani yang mengabarkan ponakan saya justru ditemukan sudah meninggal,” ungkapnya dengan berlinang air mata. Disampaikan, mengenai penyakit epilepsi yang diderita korban, empat hari sebelum kejadian sempat kumat. Karena penyakitnya itu, korban sempat pingsan di dapur rumahnya. “Karena penyakitnya itu, makanya keluarga melarang korban untuk memancing. Tapi, ini mungkin sudah menjadi nasib kami,” bebernya, sembari menyatakan pihak keluarga sudah sepakat untuk tidak melakukan otopsi lantaran sudah diyakini korban meninggal karena penyakitnya kambuh. ard/ari
Komentar