Air Terjun Ini Belum Tertata Dengan Baik, Ini Kendalanya
Minggu, 28 Mei 2017
00:00 WITA
Tabanan
4387 Pengunjung
suaradewata.com
Tabanan, suaradewata.com - Salah satu air terjun di Tukad Yeh Nu perbatasan Desa Subamia Kecamatan Tabanan dengan Desa Rianggede, Kecamatan Penebel masih belum dikenal dan tertata dengan baik. Pasalnya air terjun tersebut sudah ada sejak dahulu namun semenjak dimunculkan di Media Sosial (Medsos). Air terjun tersebut sedikit demi sedikit dikenal dan menjadi tujuan tempat untuk berlibur. Namun sayang, air terjun tersebut belum dikelola lantaran diperlukan kerjasama antar dua Desa dan pihak pengembang.
Dalam penelusuran media suaradewata.com Minggu, (28/05/2017), di lokasi air terjun tersebut. Dapat diakses melalui jalur Desa Subamia dan Desa Rianggede untuk menuju air terjun tersebut. Namun untuk menuju ketempat air terjun, harus turun ke sungai dan melewati bebatuan yang ada di tukad Yeh Nu. Bila diamati, pemandangan di sekitar air terjun belum tertata dengan baik dan rapi. Terutama akses menuju ke air terjun cukup berbahaya lantaran harus melewati bebatuan yang licin diatas sungai.
Perbekel Desa Subamia Kecamatan Tabanan I Wayan Sudiana mengatakan pihaknya ingin mengembangkan air terjun tersebut namun terkendala tempat tersebut berada di perbatasan dan juga diperlukan kerjasama antar Desa untuk mengembangkannya. Bahkan dirinya sempat mengajukan dana terkait penataan pariwisata Desa untuk pengadaan jalan setapak menuju air terjun sebesar 150 juta. Namun sampai saat ini belum terealisai dan direncanakan nanti di tahun 2018 bila disetujui.
"Jadi ini inisiatif saya untuk menginformasikan bahwa disini ada air terjun, karena ini perbatasan, kita tidak berhak untuk memiliki, kita mau kembangkan bersama, disamping itu perlu ada kerjasama dengan pengembang dalam hal wisata, kan banyak Desa yang mengembangkan Desa Wisata karena melihat ada potensi, kebetulan di Desa Rianggede juga ada pemandian umum," ucap Sudiana.
Dia menerangkan, untuk air terjun itu sendiri kurang lebih dengan ketinggian 3 meter dan juga ada daya tarik untuk mengunjungi. Lantaran disekitar air terjun terdapat batu terjal dan pemandangannya dinilai sangat bagus. Selain itu, air terjun tersebut sempat diinformasikan sejak lama melalui medsos dan akhirnya mulai sedikit demi sedikit air terjun tersebut mulai dikenal. Bahkan pada saat anak-anak KKN dari Undiksa di Desa Subamia sempat memasang pelang nama petunjuk arah menuju air terjun tersebut. Dan dirinya mengharapkan air terjun tersebut bisa dikembangkan serta bisa mendapatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) Desa untuk ke dua Desa antara Desa Subamia dan Desa Rianggede.
"Itu sekitar satu tahun yang lalu dari KKN Undiksha yang punya inisiatif yang memasang pelang pentunjuk arah, baru tahap memperkenalkan, sekarang sudah mulai ramai terutama anak anak muda, bahkan anak anak sampai bermain air dan mandi di air terjun yang ada kubangan airnya, orang orang sering menyebutkan air terjun Desa Subamia, tapi sebenarnya itu perbatasan, dan diharapkan dari Pemkab Tabanan memperhatikan air terjun tersebut," terangnya.
Sudiana menuturkan, apabila sudah ada kerja sama antar dua Desa dan sudah dapat dikelola. Kedepanya akan membentuk badan pengelola yang anggotanya antar dua Desa. Yang berada dibawah pengawaaan Kepala Desa dan dibawah naungan badan kerjasama antar Desa. "Kalau sudah ada kerjasama dan sudah dikelola dengan membentuk badan kerjasama antar Desa, mungkin namanya air terjun Subamia Ringgede, atau mungkin bisa namanya disepakati bersama," tuturnya.
Sementara itu, Perbekel Desa Rianggede Kecamatan Penebel I Dewa Putu Arya mengatakan untuk air terjun tersebut setuju untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata. Namun dirinya mengharapkan duduk bersama dengan lembaga Desa masing-masing. Selain itu, Kata Dia juga diperlukan anggaran untuk mengembangkan air terjun tersebut. "Saya setuju untuk dikembangkan, tapi harus duduk bersama dengan lembaga Desa masing masing, karena kita perlu duduk bersama dan anggaran," ucap Arya.ang/aga
Komentar