PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Pasca Salah Berikan Obat, Komisi IV Sebut Malpraktek

Senin, 08 Mei 2017

00:00 WITA

Buleleng

5356 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com - Akibat keteledoran pihak Puskesmas Buleleng III dengan memberikan obat yang salah kepada salah seorang warga bernama Ketut Yasa, warga Kelurahan Penarukan, Buleleng, berbuntut terhadap kondisi Yasa yang mulai memprihatinkan. Sebab, mata bagian kiri Yasa, kini mulai mengalami pembengkakan.

Hal ini terlihat, saat Yasa memeriksakan kondisi matanya. Sebab, kondisi bola mata pada bagian kiri Yasa kian memerah, bengkak dan terasa perih. Untuk itu, pada Rabu (10/5/2017) nanti, petugas medis RSUD Buleleng akan merujuk Yasa ke RSUP Sanglah, untuk ditangani oleh dokter ahli infeksi imunologi.

"Saya berobat pakai BJPS Kesehatan. Mereka nanti mau merujuk saya, karena kondisi mata saya semakin parah. Kata petugas medis, kondisi mata saya yang semakin parah ini memang diakibatkan oleh obat tetes telinga itu," jelas Yasa, Senin (8/5/2017) ditemui di RSUD Buleleng saat memeriksakan kondisi matanya.

Atas kondisi ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Buleleng langsung melakukan penyelidikan. Ketua IDI Buleleng, dr. Putu Sudarsana, justru membela dokter tersebut. Sudarsana berkilah, kesalahan itu ada pada seorang bidan yang ditugaskan di Puskemas Buleleng III, yang memberikan obat kepada Yasa, karena dokter tersebut telah menulis resep dengan nama obat yang benar.

"Dokter berikan resep obat sudah benar, nah karena petugas apoteker di puskesmas itu sedang tidak ada, maka bidan itu lah yang ditugaskan untuk mengambilkan obat untuk Yasa. Tapi, bukannya obat tetes mata diberikan, malah malah memberikan obat tetes telinga untuk pasien," kilah Sudarsana, sambil enggan menyebutkan nama bidan tersebut.

Meski begitu Sudarsana tetap juga menyalahkan dokter tersebut, karena tidak melakukan pengecekan obat dahulu, sebelum memberikan kepada pasien. Bahkan dalam waktu dekat, kata Sudarsana, pihaknya akan melakukan pembinaan, yang akan dikonsentrasikan khususnya terkait masalah pelayanan di puskemas.

"Ya, komunikasi tidak baik. Kedepan kami akan lakukan pembinaan, untuk konsentrasinya pada pelayanan dulu, karena ini hanya terletak pada masalah komunikasi. Kalau saja komunikasi bagus, mungkin tidak terjadi kesalahan pemberian obat yang kedua kalinya," tandas Sudarsana.

Sementara itu reaksi keras ditunjukan Ketua Komisi IV, Gede Wisnaya Wisna yang merupakan politisi Partai Hanura itu menyebutkan, tindakan dokter tersebut merupakan sebuah malpraktek. "Ini membuktikan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas itu buruk. Dan jelas ini malpraktek, karena sudah dua kali dikasih obat kepada pasien yang bersangkutan," tegas Wisnaya Wisna.

Komisi IV DPRD Buleleng, berencana akan melakukan sidak ke Puskesmas Buleleng III tersebut, untuk meninjau langsung pelayanan kesehatan Puskesmas Buleleng III terhadap masyarakat, termasuk juga menggali informasi tentang kasus dugaan malpraktek ini.

"Sebenarnya sekarang kami mau ke Puskesmas Buleleng III, tapi teman-teman malah ada kesibukan makanya kami tunda. Ini menyangkut pelayanan dan nyawa orang. Saya harapkan, ini juga sebagai pelajaran untuk menata pelayanan kesehatan di Buleleng, karena kami tidak ingin ada korban lagi hanya karena pelayanan yang buruk," sentil Wisnaya Wisna.

Wisnaya Wisna juga menilai, buruknya pelayanan kesehatan dikarenakan faktor tenaga medis dan dokter yang masih lemah, khususnya profesionalitas dan segi kualitas SDM. "Ini karena lemahnya SDM. Makanya kedepan, kami akan bahas ini dengan pihak eksekutif untuk mencari jalan keluarnya," pungkas Wisnaya Wisna. rik/ari


Komentar

Berita Terbaru

\