Banjir Bandang Terjang Tukad Eling, Pembangunan Gorong-gorong Sangat Mendesak
Selasa, 14 Maret 2017
00:00 WITA
Karangasem
3951 Pengunjung
suaradewata.com
Karangasem, suaradewata.com - Kemacetan panjang hingga lebih dari lima kilometer terjadi di jalur Karangasem-Singaraja menyusul terjadinya banjir di Tukad Eling, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (14/3/2017) siang. Banjir dari meluapnya aliran sungai mati yang melintasi kawasan padat penduduk dan jalur utama Karangasem-Singaraja itu menjadi langganan setiap kali turun hujan, terlebih akses jalan yang dilintasi banjir itu tidak terpasang gorong-gorong.
Dari pantauan suaradewata.com, ratusan kendaraan roda empat dan roda dua terjebak dari kedua arah, baik dari arah Singaraka menuju Karangasem maupun sebaliknya. Para pengemudi truk dan kendaraan roda empat lainnya memilih untuk menunggu hingga banjir surut ketimbang menerobos hantaman banjir setinggi lutut orang dewasa itu.
Banjir tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 Wita dimana sebelumnya terjadi hujan lebat selama hampir enam jam lebih, warga yang masih trauma akan bencana banjir pada 10 Februari 2017 lalu terlihat cukup panik dan dengan cepat memindahkan barang elektronik dan barang berharga mereka ketempat yang lebih aman. Pun demikian dengan sejumlah pemilik kios atau warung di sekitar areal pasar Tukad Eling juga sudah mengambil langkah cepat dengan menutup serta mengevakuasi barang dagangan mereka.
Maklum saat banjir bandang yang menerjang Februari lalu, sejumlah rumah hancur dan hanyut diterjang banjir dimana ada sebanyak 21 rumah warga terkena dampak banjir bandang yang menghanyutkan puluhan ternak babi dan belasan sepeda motor warga itu. “Memang banjir kali ini tidak berdampak pada warga, tapi warga kami masih trauma sehingga mereka panik begitu terjadi banjir,” ungkap I Nyoman Musna Antara, tokoh warga Pedahan yang juga anggota DPRD Karangasem, kepada wartawan.
Sebaliknya banjir kali ini memicu terjadinya kemacetan panjang karena tidak ada satupun kendaraan yang berani menerobos derasnyaa banjir. “Ya mereka (mengemudi mobil,red) tidak ada yang berani nerobos dan memilih menunggu banjirnya surut,” sebutnya.
Melihat berulangnya bencana banjir di wilayah itu, pihaknya mendorong Pemkab Karangasem dan Pemprov Bali untuk segera merealisasikan janji mereka terhadap warga saat banjir bandang Februari lalu, yakni membangun gorong-gorong, sehingga banjir yang kerap kali menerjang wilayah tersebut tidak menjadi bencana bagi masyarakat termasuk pengguna jalan.
“Dulu pemerintah kabupaten dan provinsi berjanji kepada warga untuk membangun gorong-gorong, yang kami mendorong itu agar segera dilaksanakan,” pungkasnya. nov/ari
Komentar