PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Pasca Longsor di Areal Embung Bukit, Satu Alat Berat Bersihkan Longsoran

Rabu, 04 Januari 2017

00:00 WITA

Karangasem

3941 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Ket foto : Pihak BWS Bali Penida saat mengecek Embung Geomembran di Dusun Jumenang, Desa Bukit Karangasem pasca longsor

Karangasem, suaradewata.com - Pasca bencana longsoor yang terjadi di Dusun Jumenang, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem, sampai Rabu (04/01/2017) satu unit alat berat yang kerahkan oleh BPBD Karangasem masih terus bekerja membersihkan material longsoran berupa endapan lumpur setebal tiga meter yang memutus akses jalan penghubung dua desa yakni Desa Bukit dan Desa Seraya Barat, Karangasem. 

Bencana longsor cukup besar disebelah barat bangunan  Embung Geomembran yang sampai membuat bangunan rumah warga bergetar seperti sedang terjadi gempa bumi itu cukup menjadi perhatian sejumlah kalangan termasuk warga sekitar utamanya yang tinggal dibawah areal bangunan Embung Geomembran itu. 

Mereka khawatir jika hujan terus mengguyur dengan intensitas tinggi, akan mengakibatkan pergerakan tanah yang bisa memicu terjadinya longsor susulan yang jauh lebih besar. Termasuk kekhawatiran jika bangunan Reservoar dan Embung Geomembran berdebit air penuh 13.750 meter kubik itu ambruk dan menghanyutkan rumah warga dibawahnya. 

Warga setempat menuding jika pembuangan urugan tanah bekas galian proyek pembangunan Embung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Mati itulah yang memicu terjadinya longsor dan banjir lumpur dimana aliran air sungai itu akan deras saat musim hujan. Namun ini dibantah tegas oleh Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, I Ketut Jayada. Kepada wartawan dilokasi kejadian, Jayada mengatakan jika itu bukanlah DAS. Sebab kata dia aliran sungai itu jauh berada dibawah sementara areal tempat pembuangan urugan tanah dan air itu merupakan daerah hulu sungai. 

“Bukan... itu bukan aliran sungai! Aliran sungai itu jauh dibawah, nah! tempat pembuangan itu adalah hulunya bukan aliran sungai. Kita membuang disana karena tidak ada tempat lagi untuk membuang,” sebutnya. 

Lantas bagaimana dengan kondisi embung yang beberapa bagiannya mengalami keretakan? Jayada memastikan jika tanah tempat berdirinya bangunan embung itu sangat kuat, dan untuk penanganan pasca longsor ini, pihaknya mengaku sudah melakukan analisa dan dalam waktu dekat ini secara bertahap pihaknya akan membuat terasering dan menata Cek Dam dari hilir, sehingga tidak terjadi kejadian serupa. 

Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian longsor ini tidak hanya menutup akses jalan penghubung dua desa, namun sebuah pura pesucian juga rusak parah akibat tertimbun longsoran. nov/ari


Komentar

Berita Terbaru

\