Banjir Rendam Rumah Warga Dan Sekolah Di Desa Pancasari
Kamis, 22 Desember 2016
00:00 WITA
Buleleng
5446 Pengunjung
suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com - Tak hanya melumpuhkan puluhan kilometer jalur utama Singaraja-Denpasar, hujan dengan volume yang tinggi disertai angin kencang yang diperkirakan berlangsung sejak pukul 17.00 Wita (21/12) pun merendam puluhan rumah warga serta sekolah di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Material banjir seperti lumpur dan kerikil masuk menggenangi halaman dan bagian dalam bangunan.
Seperti yang terjadi di Banjar Sari Kauh, Kamis (22/12) hampir seluruh warga melakukan pembersihan material banjir yang menutupi lantai rumahnya. Material banjir yang disebabkan longsoran tanah di bukit Tapak pun perlahan mulai dibersihkan dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti cangkul dan skop.
Berdasarkan keterangan Nyoman Nabe (57), hujan lebat disertai cuaca buruk yang menyebabkan banjir serta hanyutnya material lumpur baru mulai mereda sekitar pukul 22.00 Wita.
Ia pun menyebut peristiwa banjir tersebut merupakan musibah kedua setelah di tahun 2012 mengalami hal yang serupa. Dan bukan hanya dirinya, banyak warga lain sampai saat ini pun mengungsikan sejumlah barang berharga ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari banjir susulan.
Kondisi yang sama pun menimpa Usman (49), warga pemilik toko di kawasan Banjar Sari Kangin. Tak sedikit barang jualan berupa sembako terendam banjir yang tingginya sampai lutut orang dewasa atau diperkirakan sekitar satu meter.
Selain aktifitas warga yang melakukan pembersihan rumah dan lingkungan pasca banjir, kegiatan di pasar wisata Jaba Puri Gede Desa Pancasari tetap berjalan seperti biasa. Walau kondisi masih diselimuti lumpur, pengunjung pasar tetap ramai untuk berbelanja dan pedagang pun tetap melakukan aktifitas keseharian.
Sementara itu, banjir pun tak luput merendam halaman serta ruang di SDN 4 Pancasari yang terletak diwilayah Banjar Sari Kauh. Kepala sekolah yakni Nyoman Dana, saat dikunjungi sedang membersihkan halaman serta lantai ruang menyebutkan bahwa lumpur merendam 6 ruangan belajar serta 1 ruangan guru.
Bekas genangan air pun terlihat menggaris di tembok ruangan yang tingginya sekitar satu meter. Bahkan, taman sekolah mengalami kerusakan parah seiring tembok batako penyekat halaman dengan ruang kelas yang turut rubuh akibat banjir.
“Luas sekolah seluruhnya diatas tanah 22 are. Kondisi yang terparah berlangsung di halaman bagian atas sekolah. Lumpur menumpuk setinggi 1 meter karena material diperbukitan yang turut terbawa air," ungkap Dana.
Dana menuturkan, tanah dikawasan perbukitan tak mampu menyerap air hujan hingga akhirnya membawa material dari atas menuju kawasan yang berada dibawahnya. Kondisi terparah terjadi pada kali pertama banjir setinggi lima meter merendam sekolah yang menyebabkan kerusakan parah pun terjadi.
Ironisnya, pihak sekolah mengaku cukup kesulitan untuk membersihkan bekas banjir. Kesulitan itu disebabkan kondisi libur semester anak didik sehingga guru dan beberapa orang pegawai harus bergotong-royong melakukan pembersihan. adi/ari
Komentar