PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Persiapan Hanya Tiga Hari, Para Alumni Suguhkan Pementasan Epik

Minggu, 20 November 2016

00:00 WITA

Tabanan

3517 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com – Meski menyerap ilmu dalam waktu yang relatif terbatas, hanya lima hari, anak-anak Kemah Budaya 2016 rupanya mampu menyampaikan ekspresinya dalam berbagai bentuk kesenian di Malam Pentas Kemah Budaya 2016 pada Sabtu malam (19/11) di Lapangan Alit Saputra, Tabanan.
 
Menariknya, pentas yang bernuansa epik itu mereka siapkan dalam tempo sekitar tiga hari menjelang berakhirnya Kemah Budaya 2016 di Bumi Perkemahan Srijong, Selemadeg. Itupun setelah melalui bimbingan dan arahan para mentor seperti Sawung Jabo dan Sirkus Barok, Ayu Weda, Kadek Jango Pramartha, Putu Liong Sutawija, Dudy Anggawi, dan beberapa mentor lainnya. 
 
Pentas yang diadopsi dari epos Ramayana ini dikemas dalam perpaduan kesenian. Mulai dari musik, puisi, tari, teater, hingga melibatkan seni rupa. 
 
Dengan perpaduan berbagai bentuk kesenian itu, mereka menyuguhkan fragmen penculikan Dewi Sita yang berakhir dengan gugurnya Rahwana di tangan Rama dibantu Hanoman.
 
Pementasan tersebut menandakan bahwa anak-anak Kemah Budaya 2016 resmi menyandang status alumni. Dan, mereka diharapkan mampu mengaplikasikan segala ilmu dan wawasan mereka selama mengikuti workshop Kemah Budaya 2016 dalam kehidupan sehari-hari. Sekalipun nantinya, mereka tidak harus menjadi seniman.
 
Hal itulah yang ditegaskan penggagas kegiatan, I Ketut Suryadi. Baik di awal kegiatan sampai pada Malam Pentas Kemah Budaya 2016. Para alumni Kemah Budaya 2016 diharapkan mampu menjadi pribadi yang penuh inspirasi dan menyebarkannya kepada orang-orang dekat serta lingkungan mereka. Sama seperti tema Kemah Budaya 2016, “Menjadi Matahari”.
 
“Sejatinya Tabanan memiliki banyak potensi yang terpendam. Seperti mutiara yang terkubur di tanah. Kita kaya maestro. Ada Ketut Maria, Putu Wijaya, Nuarta. Karena itu, kita harus memberikan ruang buat mereka,” ujarnya.
 
Dikatakan, dengan adanya ruang kreativitas bagi anak-anak Tabanan, mereka punya kesibukan ke arah yang lebih positif. Terlebih lagi, ada banyak anak-anak Tabanan yang bertalenta.
 
“Di Kemah Budaya 2016, para anak-anak melalui proses kreatif dalam kurun waktu tiga hari dan mampu melahirkan paduan berbagai bidang seni. Saya rasa, bila mereka tidak punya talenta, tentu waktu tiga hari tidak akan cukup. Karena itu, saya mengucapkan terima kasih juga kepada seluruh SMA/SMK yang berpartisipasi dalam kegiatan ini,” imbuhnya.
 
Kemah Budaya 2016 dan pentas budayanya ditutup secara resmi oleh Sekda Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa. Selain diisi dengan performance anak-anak Kemah Budaya 2016, Malam Pentas Budaya tersebut juga diisi dengan pertunjukan sejumlah kelompok musik dan seni. Beberapa di antaranya suguhan musik oleh Prana yang berkolaborasi dengan performance art Wildo, Bright Size Trio, Anak Angin, Sawung Jabo feat Sirkus Barock. Dan, terakhir ditutup dengan 4WD. gin/ari


Komentar

Berita Terbaru

\