Jembatan Subak Ambruk, Petani Kebingungan Menuju Sawah
Minggu, 06 November 2016
00:00 WITA
Gianyar
3417 Pengunjung
suaradewata.com
Gianyar, suaradewata.com – Sebuah jembatan subak yang menghubungkan dua kecamatan, yakni desa Tegalalang di Kecamatan Tegalalang dengan Desa Petulu di Kecamatan Ubud, ambruk pada Jumat malam (4/11). Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun petani dan warga Banjar Sapat Desa Tegalalang mengeluh karena tidak bisa jalan kaki lagi menuju sawah mereka di subak Sengkidul yang masuk wilayah Petulu, Ubud.
Perbekel Desa Tegalalang, Dewa Rai Sutrisna ditemui dilokasi kejadian mengungkapkan, jembatan itu merupakan akses petani satu-satunya menuju wilayah desa seberang. ”Ada sekitar 75 kepala keluarga menggantungkan hidup dari jembatan ini, karena jembatan ini akses mereka untuk melihat sawah mereka di Petulu,” jelas Dewa Rai, kemarin (6/11).
Dijelaskannya, jembatan subak dibangun pada era 90-an, memiliki panjang 7 meter dengan lebar 2 meter. Jembatan itu dibangun di atas tebing yang sangat curam, dengan kedalaman jurang mencapai 30 meter lebih. Di bawah tebing itu terdapat aliran air kecil. Dewa Rai menggambarkan, di seberang tebing, tepatnya disebelah Utara jembatan, sempat ada pohon Beringin yang sangat besar. ”Pohon beringin itu bercabang dan kalau kita lewat jembatan ini pasti masuk di bawah akar beringin,” jelas Dewa Rai.
Jembatan yang sempat mendapat proyek perbaikan jalur setapak melalui bantuan dana pusat pada 2014 itu rupanya tidak mampu lagi bertahan saat hujan lebat mengguyur wilayah Tegalalang pada akhir pekan lalu. ”Awalnya longsor itu di bagian Selatan, lalu mendekati jembatan. Akhirnya jembatan dan pohon beringinnya ikut ambruk,” terangnya.
Selanjutnya, pada Sabtu lalu (5/11), warga setempat yang akan menyeberang menunju sawah di desa setempat kaget karena jembatan kebanggaan mereka putus. ”Kami di desa tidak bisa berbuat banyak, rencananya kami akan melaporkan kejadian ini ke bupati atau ke instansi terkait,” bebernya. gus/ari
Komentar