Jembrana, suaradewata.com - Insiden Tari Belibis di desa Loloan, Jembrana yang sempat viral di media sosial (medsos) akhirnya bisa diselesaikan bersama melalui Piagam Jembrana.
Melalui postingannya, Senator RI asal Bali Dr. Shri i Gusti Ngurah Arya Wedakarna mengatakan, pada hari ini tanggal 2 November 2016 telah lahir Piagam Jembrana yang isinya tentang permohonan maaf dari warga muslim Loloan, Negara dan pemerintah desa terkait insiden Tari Belibis Syariah. Mediasi dihadiri oleh Wakil Bupati Jembrana Kembang Hartawan, Kementerian Agama kabupaten Jembrana, Majelis Madya Desa Pekraman (MMDP) Jembrana, Bendesa Adat Lokasari, Guru Kesenian Madrasah Loloan, Tokoh Muslim Loloan dan unsur Muspika Jembrana. Permasalahan Tari Belibis dikupas tuntas dengan memperhatokan aturan dan dresta yang ada.
"Saya menegaskan bahwa Tari Bali memiliki pake. Satyam Siwam Sundaram (logika, etika dan estetika). Setiap Tari Bali juga memiliki pakem Swadharma Pragina dan Swadharma Pegambuhan" ungkap Wedakarna.
Ia juga menambahkan, setiap penari Bali selalu menurunkan Betara Taksu terlepas dari tarian yang dibawakan apakah tari sakral maupun non sakral. Tari Bali merupakan Weda.ke-5 atau Ithiasa yang memiliki hubungan dengan satra-sastra Weda.
"Saya tegaskan meminta untuk tudak mencampurdukkan kebudayan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu dengan pakem-pakem asing yang belum tentu cocok. Saya senang dengan pendapat tegas dari Majelis Desa Adat dan Bendesa Adat yang gagah berani membela simbol Bali di ruang publik" tegasnya.
Wedakarna juga berterimakasih kepada pemkab Jembrana karena sudah memfasilitasi dirinya sebagai utusan DPD RI dalam pertemuan mediasi tersebut. Dan sudah menjadi tugasnya untuk menyebarkan Piagam Jembrana ke seluruh pelosok Bali dengan tujuan menggugah keberanian orang Bali untuk berbicara. "Mari jaga persatuan dengan mengedepankan dialog dan musyawarah mufakat. Saya yakin, setelah hari ini Jembrana akan berubah" kata Senator RI ini.
Diakhir kata, Wedakarna juga mengatakan, bagaimana membangun Kawasan Rambut Siwi sebagai pusat pariwisata dan spiritual Hindu terbesar di Asia Tenggara yang menurut Pemkab telah siap dana Rp 100 Milyar. Juga pendirian perguruan Hindu disetiap wilayah Kecamatan. /ari
Komentar