Begini Skenario Penanganan Bencana Bila Gunung Agung Meletus
Jumat, 30 September 2016
00:00 WITA
Karangasem
9773 Pengunjung
suaradewata
Karangasem, suaradewata.com – Puluhan korban meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka terkena abu vulkanik panas dari letusan Gunung Agung, Jumat (30/9/2016) pagi. Ratusan personil gabungan dari Basarnas, BPBD Karangasem dan Provinsi, TNI, Kepolisian serta Pecalang dikerahkan untuk melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Agung yang meletus Jumat kemarin.
Puluhan mobil ambulance dikerahkan untuk mengevakuasi para korban yang tersebar di wilayah Kecamatan Kubu, Bebandem, Rendang, Selat dan Sidemen, pun demikian dengan tim SAR gabungan berusaha mencari korban meninggal dan luka-luka yang belum ditemukan.
Saat itu juga Bupati Karangasem langsung mengintruksikan dan menetapkan status tanggap darurat mengingat dampak letusan Gunung Agung yang semakin meluas dengan bertambah banyaknya korban meninggal maupun luka-luka.
Raungan puluhan mobil ambulance dengan kecepatan tinggi hilir mudik membawa para korban luka-luka menuju post penanganan yang dipusatkan di Stadion Jalur 11 dan belasan ambulance lainnya terlihat melaju dengan kecapatan tinggi membawa para korban ke RSUD Karangasem dan RSUP Sanglah. Sebab rata-rata korban mengalami luka bakar dan sesak nafas akibat abu vulkanis letusan Gunung Agung.
Satu orang korban kritis yang memerlukan penanganan cepat langsung dievakuasi menuju RSUP Sanglah menggunakan Helicopter Basarnas. Namun ini hanya bagian dari skenario penanggulangan bencana erupsi Gunung Agung yang disimulasikan secara riil oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, Jumat kemarin. Dimana simulasi dilakukan hingga mendekati bagaimana sebuah bencana letusan dahsyat gunung merapi terjadi.
Simulasi ini merupakan bentuk langkah cepat seluruh unsur yang langsung bersatu membentuk tim dalam hitungan menit jika nantinya terjadi erupsi Gunung Agung. Sementara itu menurut penjelasan Anwar Sidiq salah satu petugas pemantau aktivitas Gunung Agung dari Vulkanologi, kepada wartawan menjelaskan, Gunung Agung merupakan satu dari sekian Gunung Merapi yang aktif.
“Tapi kami tegaskan disini, memang Gunung Agung merupakan salah satu gunung merapi yang aktif setelah letusan tahun 1963 lalu, namun saat ini aktifitas vulkanik Gunung Agung masih normal dan tidak ada peningkatan,” tandasnya. Namun demikian pihaknya terus melakukan pemantauan termasuk melakukan pendakian ke puncak untuk memantau dari dekat kondisi dan aktifitas kawah Gunung Agung. nov/hai
Komentar