PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Kodim 1619/Tabanan dan Bupati Eka Panen Raya di Subak Caguh

Rabu, 28 September 2016

00:00 WITA

Tabanan

4640 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Tabanan, suaradewata.com – Komando Distrik Militer (Kodim) 1619/Tabanan kembali menggelar panen raya setelah sebelumnya secara berkelanjutan membantu para petani mengarap lahan dan menanam padi. Panen raya kali yang kedua kalinya ini berlangsung pada Rabu (28/9/2016) di Subak Caguh, Banjar Ngis, Desa Jegu, Penebel.

Selain melibatkan para petani subak yang jumlahnya sekitar seratus orang dan jajaran Kodim 1619/Tabanan, panen kali ini juga dihadiri Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti beserta instansi terkait.

Dandim atau Komandan Kodim 1619/Tabanan Letkol Inf Herwin Gunawan menjelaskan, panen raya yang digelar pihaknya sebagai salah satu rangkaian kegiatan upaya khusus (upsus) untuk mewujudkan swasembada pangan seperti diamanatkan pemerintah pusat. Serta, sebagai bentuk kemitraan antara TNI dan masyarakat, khususnya petani.

“Inilah yang hendak kami wujudkan. Menggarap lahan dan menanam padi bersama para petani sampai dengan panen. Sedangkan, untuk memastikan distribusinya atau daya serapnya pasca panen, kami lakukan sidak. Cuma ya saat ini daya serap masih kurang. Karena harga yang mereka beli masih jauh dibandingkan harga pasar,” jelas Herwin.

Dikatakan juga, dipilihnya Kecamatan Penebel sebagai lokasi panen raya dikarenakan luas lahan yang bisa dimanfaatkan untuk penanaman padi terhitung cukup luas. Di Subak Caguh saja, luas tanamnya mencapai 48 hektar.

“Tidak salah rasanya kalau kami memilih Penebel. Karena lahan untuk menanam relatif lebih luas di antara sepuluh kecamatan yang ada di Tabanan. Kegiatan yang kami lakukan ini juga untuk mendukung program Tabanan Serasi,” tukasnya.

Sementara itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, dengan adanya panen raya yang sebelumnya disertai dengan penanaman bersama antara TNI dan para petani memperlihatkan komitmen pemerintah bersama berbagai pihak untuk menunjang program swasembada pangan. Salah satunya dengan bergotong royong.

"Kita harus betul-betul solid dan kuat di dalam. Apalagi Tabanan adalah lumbung berasnya Bali. Kalau kita sampai tidak memperhatikan dan gagal di bidang pertanian, artinya kita tidak memiliki atau berhak lagi sebagai lumbung pangannya Bali. Nah ini merupakan salah satu tujuan kita di mana kita sangat propetani dan kita ingin memberdayakan dan lebih meningkatkan produksi lokal kita khususnya di bidang pertanian yang kita sudah lakukan sekarang," ungkap Bupati Eka. 

Dia menerangkan, program pembangunan pertanian memang selalu menjadi skala prioritas. Dan, upaya ini akan terus dilakukan lewat Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) yang salah satunya bertugas membeli hasil pertanian atau produk lokal yang menjadi primadona. Bumda yang akan mengkoordinir bumdes yang ada. Terus kita juga ada program beras sehat. Terus kita juga di Pupuan juga mempunyai suatu tempat teknologi pertanian di sana.

"Bagaimana kita melatih petani kita supaya tidak ketinggalan, di dalam pengetahuan mereka, tentang pertanian yang memang kita akan kaji disana, baik  bibitnya dan permasalahan pertanian, sehingga petani petani kita bisa menjadi petani yang tangguh, dan selalu bisa memiliki masa depan yang baik ke depannya," terangnya. 

Soal daya serap yang rendah, dia mengatakan, hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor dan tetap akan menjadi perhatian pihaknya. Menurutnya, Bulog memang bertugas membeli hasil pertanian. Namun untuk kebijakan soal harga, pemerintah pusat yang menentukan. Karena itulah, Pemkab Tabanan mengupayakan program untuk mendukung daya serap tersebut yakni dengan menggulirkan Beras Sehat. Sehingga memberikan kelebihan plus yang banyak.

"Makanya seperti yang saya sampaikan, kalau kita mau berpihak kepada petani, ya harga harus kita kondisikan dengan baiklah, makanya kalau memang Bulog kasih harga rendah. Siapapun juga tidak akan mau jual beras ke sana, saya juga tidak maulah. Artinya itu kan program nasional, artinya kembali lagi, kalau memang pusat ingin memperhatikan kami di bawah," imbuhnya. ang/hai 


Komentar

Berita Terbaru

\