Asyik Snorkling, Turis Jerman Terseret ke Tebing
Minggu, 04 September 2016
00:00 WITA
Klungkung
3806 Pengunjung
suaradewata
Klungkung, suaradewata.com - Setelah hampir 21 jam terjebak di tebing terjal Manta Point, Nusa Penida, sisatawan asal Jerman, Siegliner Kaspar (44) akhirnya bisa dievakuasi, Minggu (04/09/2016). Proses evakuasi terhadap korban sangat alot. Pasalnya medan yang begitu terjal dan berbahaya, sementara ombak di laut sangat besar sehingga proses evakuasi lewat jalur laut sangat beresiko. Petugas pun memutuskan untuk melakukan peyelamatan dari atas bukit dengan menuruni medan terjal. Tim gabungan dari Polsek Nusa Penida, Personil Polair dan Basarnas dibantu warga sekitar terus berusaha menuruni tebing terjal untuk menggapai posisi terjebaknya Sieglinde Kaspar.
Berdasarkan informasi Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Gede Arinta, korban berhasil diselamatkan atas bantuan teman korban yang juga berasal dari Jerman. Korban akhirnya berhasil dievakuasi melalui jalur laut.
"Korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 11.30 Wita, kondisi korban tampak sangat kelelahan," jelas Kompol I Gede Arinta.
Setelah berhasil dievakuasi, korban segera dilarikan ke Puskesmas Nusa Penida 1 untuk mendapatkan penanganan medis.
Kronologisnya, hari Sabtu (03/09/2016) Sieglinde Kaspar, wisatawan asal Jerman terhempas di batu karang di perairan Manta Point wilayah perairan desa Batu kandik Nusa penida, saat sedang bersnorkling bersama kawan-kawannya, sekitar pukul 14.45 wita.
Korban saat itu bersama sebelas orang tamu didampingi dua orang pramuwisata berangkat dari Pelabuhan Padang Bai, Karangasem menuju lokasi snorkeling di Nusa Penida, tepatnya di wilayah Manta Point. Saking asyiknya snorkling sehingga terbawa arus dan terhempas di karang dengan kondisi tebing terjal. Korban yang berkewarganegaraan Jerman datang ke Bali menggunakan passport bernomor CFLCPJ28R3, harus menunggu sampai 21 jam untuk dievakuasi karena sulitnya medan dan besarnya gelombang. Akhirnya proses evakuasi Sabtu kemaren ditunda dan dilanjutkan Minggu pagi tadi. jul/ari
Komentar