20 Negara Bahas Penanggulangan Terorisme Lintas Batas di IMCT
Rabu, 10 Agustus 2016
00:00 WITA
Badung
3660 Pengunjung
suaradewata
Badung, suaradewata.com – Isu terorisme menjadi isu agenda utama yang dibahas oleh sejumlah petinggi negara dalam International Meeting on Counter Terorism (IMCT) yang digelar back to back dengan pertemuan kedua Counter Terorism Financing Summit dari 8-11 Agustus di Nusa Dua, Bali.
Dan, Pemerintah Indonesia sangat mengecam adanya ancaman terorisme internasional seperti pendanaan terorisme lintas batas, yang kini menjadi perhatian dan keprihatinan global.
Wakil Presiden Jusuf Kalla usai pertemuan menekankan, bahwa penanggulangan terorisme membutuhkan kerja sama internasional yang komprehensif.
"Dengan pendekatan multi dimensi. Kita berharap agar IMCT dapat memberi sumbangan konkret bagi pemberantasan terorisme khususnya aktivitas terorisme lintas batas," ujarnya saat berpidato singkat.
Hal yang sama disampaikan oleh Sekjen ASEAN Le Luong Minh yang menekankan pentingnya penguatan kerjasama pertukaran informasi intelijen dan pengawasan perbatasan seperti yang dilakukan oleh dan di Kawasan ASEAN.
Sementara PBB lebih mengutamakan membentuk action plan baik di tingkat nasional dan regional, termasuk dengan pelibatan tokoh agama, kaum perempuan, keluarga, akademisi, dan media dalam penanggulangan radikalisme, esktremisme dan terorisme.
Dalam pertemuan ini juga seluruh Menteri menyepakati pentingnya upaya penanggulangan terorisme lintas batas secara komprehensif. Upaya tersebut mencakup pencegahan pergerakan teroris, penyalahgunaan dunia cyber untuk tujuan terorisme maupun lalu lintas persenjataan serta pendanaan lintas batas.
"Pertemuan tadi telah menghasilkan Chairs Statment yang diantaranya membuat bahwa pergerakan terorisme lintas batas membutuhkan kerja sama bersama antar negara. Ini perlu kita garisbawahi bahwa diperlukan upaya untuk mencegah pergerakan terorisme lintas batas melalui kerja sama intelijen dan keamanan perbatasan," tandas Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Nusa Dua, Rabu (10/8/2016).
Chairs statment juga mendorong pertukaran informasi global atau global information sharing kerja sama antar pusat-pusat deradikalisasi serta menyerukan agar PBB meningkatkan peran dalam upaya penanggulangan terorisme, termasuk penanganan akar permasalahan terorisme dan finalisasi comprehensive convention on internasional terorism.
Pertemuan dihadiri Menteri dan pejabat dari 20 negara yaitu Australia, Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Brunei Darussalam, Kanada, Filipina, Inggris, India, Indonesia, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, Pakistan, Perancis, Rusia, RRT, Thailand, Turki, Vietnam, dan tiga organisasi internasional yakni ASEAN, Interpol, dan PBB. ids/hai
Komentar