Jalan Hancur Bikin Harga Hasil Pertanian Anjlok
Jumat, 22 Juli 2016
00:00 WITA
Bangli
4326 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Ditengah wacana Pemkab Bangli menargetkan penuntasan program hotmixninsasi hingga dua tahun kedepan, persoalan jalan rusak masih menjadi keluhan yang tetap mengemuka di masyarakat.
Salah satunya seperti yang dikeluhkan masyarakat Desa Mangguh dan sejumlah wilayah di Balik Bukit, Kintamani, Bangli. Sebab, dengan kondisi jalan yang rusak tersebut, harga hasil pertanian masyarakat setempat menjadi anjlok.
Seperti pantauan di lokasi, Jumat (22/7/2016) untuk di Desa Mangguh, kondisi jalan mulai memasuki Desa Mngguh hingga perbatasan Desa Marga Tengah, Payangan, Gianyar memang benyah latig alias rusak berat. Tampak sejumlah lubang mengangga, sehingga membahayakan pengendara bermotor. Selain itu, sebagian besar jalan tersebut hanya tinggal batu kancing dan kerikil-kerikil tajam.
Dari penuturan masyarakat setempat, diperkirakan panjang ruas jalan yang rusak tersebut mencapai 1,9 kilometer. Masyarakat kian kecewa, lantaran kondisi jalan rusak tersebut telah terjadi sejak lama dan tak kunjung ada tanda-tanda perbaikan.
“Kondisi jalan ini telah rusak sejak lebih dari tiga tahun lalu,” ungkap Nengah Putra Wirawan,32, salah seoarang warga setempat.
Disampaikan juga, kekecewaan masyarakat kian menjadi karena kondisi jalan rusak tersebut hanya terlihat di wilayahnya saja. Sebab, jalan hotmik baru sampai hingga diujung desa Mangguh saja. Akibatnya, diakui, telah menyebabkan perekonomian masyarakat setempat menjadi terganggu.
“Ban motor saya pernah meledak hingga tiga kali akibat sering melewati jalan dengan kerikil yang tajam-tajam ini,” keluhnya.
Lebih lanjut, disampaikan, kerusakan jalan tersebut sejatinya pernah disampaikan ke Bupati I Made Gianyar saat berkunjung ke desanya beberapa tahun lalu. “Keluhan saya itu sudah pernah saya sampaikan ke Bupati. Tapi sampai kini belum ada upaya perbaikan,” sesalnya.
Hal yang saja juga disampaian warga lainnya. “Masyarakat kami banyak yang mengeluh. Karena kondisi jalan yang rusak ini telah menyebabkan harga hasil pertanian menjadi anjlok,” ungkap Ketut Sudiana menimpali.
Dijelaskan, anjloknya harga hasil pertanian karena banyak saudagar yang akan datang ke desa Mangguh berpikir dua kali jika melintas ke jalan tersebut. “Karena kondisi jalan yang rusak ini, hasil pertanian seperti jeruk dan sayur mayur yang dihasilkan masyarakat kami menjadi ikut jatuh,” sebutnya.
Dicontohkan, saat ini harga normal jeruk Rp 5.000 per kilogram di tingkat petani. “Namun karena kondisi jalannya yang rusak, harga jeruk kami menjadi anjlok. Saat ini, paling mahal ditawar Rp 4.000 per kilogram,” tegasnya.
Karena itu, masyarakat setempat berharap pemerintah tidak hanya menyampaikan wacana belaka. Melainkan bukti untuk segera melakukan perbaikan jalan tersebut.
Di sisi lain, kondisi jalan yang rusak parah juga terjadi di dusun Bukit Sari dan Dusun Alengkong serta sejumlah wilayah di Balik Bukit, Kintamani. Kerusakan jalan ditempat ini, bahkan telah terjadi bertahun-tahun. Hal ini, menyebabkan masyarakat terancam terisolir.
Berbagai upaya masyarakat untuk melakukan perbaikan secara swadaya dengan menimbun jalan yang berlubang dengan tanah urug, tidak membuahkan hasil yang maksimal. Sebab, jika hujan turun upaya perbaikan yang dilakukan menjadi sia-sia. Sekali tergerus air hujan kondisi jalan kembali menjadi benyah latig. ard/hai
Komentar