PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

KSOP Padang Bai Bantah Terbaliknya KM Marina Srikandi Akibat Kebocoran

Minggu, 17 Juli 2016

00:00 WITA

Karangasem

4847 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Karangasem, suaradewata.com – Insiden terbaliknya kapal cepat KM Marina Srikandi yang mengangkut 34 orang wisatawan asing di tengah perairan Amed, Kecamatan Abang, Karangasem, beberapa waktu itu mengundang keprihatinan banyak pihak. Pasalnya, aktivitas bongkar muat kapal cepat itu terjadi di pelabuhan rakyat tidak berizin alias ilegal. Kini banyak pihak meminta agar Pemkab Karangasem segera turun tangan pasca kejadian tersebut.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Karangasem, I Gede Dana, bahkan menuding Pemkab Karangasem lalai sehingga insiden tersebut bisa terjadi. Terlebih aktivitas bongkar muat kapal di pantai itu tidak berizin alias ilegal. Terlebih lagi, penumpang yang diangkut adalah wisatawan asing dan aktivitas itu nyaris luput dari pengetahuan dan pengawasan pemerintah.

“Ya pemerintah harus segera turun ke lapangan pasca kejadian ini. Untuk mengambil langkah-langkah jangan sampai kejadian serupa terjadi lagi,” tegas Gede Dana, Minggu (17/7/2016).

Dikatakan, pihaknya belum bisa berkomentar terlalu jauh terkait insiden ini. Namun, jika sampai ada aktivitas penyebrangan antarpulau di pantai tersebut, semestinya pemerintah segera mengambil tindakan tegas. Entah dengan menghentikan sementara atau penutupan seluruhnya aktivitas penyeberangan di pantai itu. Jika memang dianggap kurang layak dan membahayakan.

Terkait insiden terbaliknya KM Marina Srikandi pada Jumat siang lalu tersebut, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Padang Bai, akhirnya angkat bicara mengklarifikasi apa yang memicu terbaliknya fast boat yang baru berusia setahun itu. Dimana sebelumnya informasi yang beredar jika fast boat yang dinahkodai Yusuf Tobing, seorang ahli Nautica tingkat lima asal Lombok Timur itu terbalik karena mengalami kebocoran.

“Kami tegaskan fast boat itu terbalik bukan karena mengalami kebocoran! Tetapi karena terjadi ombak pasang yang mengakibatkan air laut masuk ke dalam kabin kapal,” tegas Kepala KSOP Padang Bai I Ketut Gede Sudarma, dalam keterangan persnya kepada wartawan.

Sudarma didampingi Kasi Keselamatan Pelayaran I Ketut Mulyana dan Khaeruman staf KSOP yang bertugas di Pantai Amed ketika insiden itu terjadi juga menjelaskan secara rinci kronoligis sebelum kapal tersebut terbalik. Menurutnya kapal cepat itu merapat untuk muat penumpang di Pantai Amed sekitar pukul 10.00 Wita, dan sebelum pemuatan penumpang, sejumlah petugas dari KSOP langsung melakukan pengecekan kondisi kapal.

“Dari hasil pengecekan yang dilakukan petugas kami, tidak ditemukan ada kebocoran dan dek kapal kering,” bebernya.

Setelah memastikan kondisi kapal laik operasi, pihaknya mempersilahkan untuk pemuatan. Hanya saja saat itu tiba-tiba terjadi terjangan ombak pantai yang mengakibatkan air laut masuk ke dek kapal bagian belakang.

Saat itu ABK dan Nahkoda tetap meneruskan memuat penumpang, dengan alasan air itu akan terpompa keluar setelah mesin kapal dihidupkan. Artinya tidak ada permasalahan, namun sekitar 10 menit setelah kapal jalan dan air laut dalam dek sedang dipompa keluar, tiba-tiba sejumlah penumpang kapal panik dan menuju kebagian buritan kapal. Itulah yang mengakibatkan kapal tidak stabil sebelum kemudian terbalik.

Mengenai tudingan tidak adanya perlengkapan keselamatan dalam kapal tersebut, Kasie Keselamatan pelayaran, I Ketut Mulyana, menegaskan saat itu pihaknya sudah melakukan pemeriksaan alat keselamatan diatas kapal dan semuanya komplit sesuai dengan yang tercantum di dokumen kapal, diantaranya life faft atau rakit penolong, life jacket, dan pelampung.

“Saat kejadian itu ABK sudah melempar life raft ke laut yang kapasitasnya 65 orang dan sudah mengembang,” sebut Mulyana sembari mengatakan jika pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan termasuk memeriksa nahkoda kapal. nov/hai

 


Komentar

Berita Terbaru

\