Kapal Cepat Mengangkut Puluhan Wisatawan Asing Terbalik di Perairan Amed
Jumat, 15 Juli 2016
00:00 WITA
Karangasem
5801 Pengunjung
suaradewata
Karangasem, suaradewata.com – Sebuah kapal cepat yang mengangkut puluhan wusatawan asing, Jumat (15/7/2016) terbalik di Perairan Amed, Kecamatan Abang, Karangasem, saat dalam pelayaran menuju Gili Trawangan, Lombok, NTB. Seluruh penumpang berhasil selamat dan mengalami kelelahan karena berenang tanpa life jacket atau pelampung sama sekali.
Dari informasi yang dikumpulkan di lokasi kejadian menyebutkan, kapan naas tersebut berangkat setelah mendapatkan clearence dari petugas syahbandar yang bertugas di pelabuhan Ilegal di Pantai Amed. Lantas apa sebenarnya yang mengakibatkan kapal cepat KM Marina Srikandi ini terbalik?
Joody Adreean, salah satu wiasatawan asing asal Perancis yang menumpang kapal cepat naas itu menuturkan. Sedari awal dia dan penumpang lainnya sudah was-was, pasalnya ketika naik keatas kapal dia melihat air laut sudah masuk kedalam kabin kapal.
“Waktu saya naik kapal saya lihat air laut sudah naik ke dalam kabin setinggi 20 sentimeter, saya tanyakan kepada nahkoda kenapa air lautnya naik. Tapi nahkodanya diam,” kata Joody Adrean.
Selain itu, kapal yang dia tumpangi itu juga memuat penumpang yang sangat banyak dan melebihi kapasitas, “Kapalnya mengangkut penumpang overkapasitas, saya dan istri saya sampai duduk terhimpit,” ungkapnya.
Kapal tersebut kemudian berangkat meninggalkan pelabuhan ilegal Amed, sekitar pukul 11.15 Wita menuju Gili Trawangan, namun baru sekitar 10 menit berlayar dan kapal itu baru menempuh jarak 50 meter dari bibir pantai, tiba-tiba air laut masuk kekabin semakin tinggi dan berlangsung semakin cepat.
“Sekitar 10 menit berlayar, air laut sudah semakin deras masuk ke dalam kabin kapal. Dan, saya bersama penumpang lainnya berteriak meminta nahkoda agar kembali ke pantai! Tapi tidak dihiraukan, apa nahkodanya tidak mengerti bahasa Inggris atau bagaimana?” bebernya.
Jadilah saat itu seluruh penumpang panik, dan anehnya didalam situasi gawat seperti itu kata Joody, sang Nahkoda kapal yang belakangan diketahui bernama Jusuf Tobing,52, asal Desa Labuan, Lombok Timur, itu tidak bisa berbuat apa-apa. “Tidak ada komando apa-apa dari nahkoda yang memerintahkan kami terjun ke laut! Semua panik dan kami pun terjun kelaut tanpa bisa menyelamatkan barang-barang kami,” sebutnya.
Ironisnya lagi, kapal naas itu ternyata tidak memiliki alat keselamatan penumpang seperti life jacket dan pelampung sama sekali. “Tidak ada life jacket sama sekali, kami semuat terjun ke laut dan menyelamatkan diri dengan berenang ke darat tanpa life jacket! Untung saja di kapal itu tidak ada balita,” ketusnya. Bantuan baru datang setelah para penumpang kapal itu berhasil selamat sampai di bibir pantai.
Petugas dan warga yang datang menolong kemudian berusaha menyelamatkan barang-barang penumpang kapal yang terapung di tengah laut. Sebagian barang berhasil diselamatkan meski peralatan elektronik dalam tas termasuk uang dan dokumen keimigrasian seperti paspor milik penumpang basah dan rusak terendam air laut.
“Tidak ada yang bertanggungjawab atas kejadian ini, ini buruk sekali! Tidak ada asuransi semua barang kami rusak termasuk pasport! Kami menuntut perusahaan kapal ini bertanggung jawab,” pungkas Joody.
Di pihak lain, Kapolsek Abang, AKP Nyoman Sugitayasa, kepada wartawan mengaku pihaknya telah mengamankan nahkoda kapal untuk dimintai keterangan. Pihaknya menyatakan dari manifest penumpang, dipastikan seluruh penumpang selamat. Namun saat ini pihaknya masih mengupayakan untuk mencari barang penumpang yang kemungkinan masih berada di dalam kapal yang terbalik itu.
“Ini murni kecelakaan karena kapal mengalami kebocoran! Kami sudah berkoordinasi dengan pihak perusahaan kapal ini agar penumpang kapal seluruhnya dicarikan penginapan dan ditanggung makannya. Karena semua penumpang komplain dan marah-marah,” jelas Sugita. nov/hai
Komentar