PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Air PDAM Macet, Masyarakat Berhenti Langganan

Sabtu, 09 Juli 2016

00:00 WITA

Denpasar

4897 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - Sejumlah daerah di Kabupaten Karangasem selama ini mengalami kesulitan air minum bersih. Jangankan di daerah-daerah pelosok, di ibukota kecamatan pun aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Karangasem sering macet.

Salah satunya seperti terjadi di ibukota Kecamatan Kubu, di mana banyak masyarakat memutuskan berhenti langganan PDAM. Masyarakat berhenti langganan, karena mereka selalu memenuhi kewajiban membayar tagihan, namun air PDAM justru tidak mengalir.

"Di ibukota Kecamatan Kubu, masyarakat juga belum sepenuhnya menikmati air bersih. Bahkan banyak yang berhenti langganan PDAM, karena uang tagihan mereka bayar terus tetapi airnya gak pernah mengalir," beber anggota DPRD Bali I Gusti Putu Widjera, di Denpasar, Sabtu (9/7).

Menurut dia, kabar mengenai banyaknya masyarakat yang berhenti menjadi pelanggan PDAM ini terungkap dalam kegiatan penjaringan aspirasi yang dilakukannya pada masa reses beberapa waktu lalu. Terhadap kondisi ini, kata Widjera, masyarakat meminta agar pemerintah lebih serius lagi dalam upaya penyediaan air minum bersih.

"Air ini menjadi salah satu kebutuhan dasar. Maka dari itu, masyarakat mendorong pemerintah benar-benar serius dalam pemenuhan akan kebutuhan air minum bersih ini," ujar Widjera, yang juga anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Bali itu.

Selain persoalan air minum bersih, diakui mantan Ketua DPC Partai Demokrat Karangasem itu bahwa masalah infrastruktur jalan juga banyak dikeluhkan masyarakat di Karangasem. Selain berharap perbaikan jalan-jalan yang rusak, masyarakat juga mendesak pemerintah untuk memperhatikan kondisi drainase/ got.

Hal tersebut mengingat kondisi got yang rusak dan dijejali sampah, mempercepat kerusakan jalan di daerah itu. "Banyak daerah terkena banjir, karena gotnya dangkal. Saat hujan, pasti langsung banjir. Selain itu, air yang tergenang di badan jalan, akan mempercepat kerusakan jalan. Ingat bahwa musuh utama aspal adalah air," urai Widjera.

Ia kemudian menyebut contoh ruas-ruas jalan di Kecamatan Rendang, Karangasem, yang rentan kerusakan karena selalu banjir di musim hujan. Di samping karena got jarang dibersihkan, banjir juga dipicu sampah kiriman dari Pasar Menanga Rendang.
"Ini juga banyak dikeluhkan masyarakat di sana. Pasar Menanga Rendang, itu sesungguhnya pasar kabupaten. Tetapi masalah sampah di pasar itu tak pernah dituntaskan," tandas Widjera, yang juga anggota Komisi I DPRD Bali.

Mantan Wakil Bupati Karangasem itu pun mendorong pemerintah, untuk segera mencari jalan ke luar atas situasi tersebut. "Dalam perencanaan pembangunan jalan, drainase harus benar-benar diperhatikan. Masyarakat juga harus aktif membersihkan got-got, terutama jelas musim hujan," ucapnya.

Selain persoalan infrastruktur dasar, dalam reses kali ini Widjera juga banyak mendapatkan aspirasi lain dari masyarakat. Di Telun Ayah, Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen misalnya, masyarakat banyak meminta alat untuk pembuatan gula merah, seperti pisau pengiris.

"Sementara di beberapa daerah lainnya, rata-rata mengusulkan rehab tempat peribadatan. Untuk hal tersebut, masyarakat mengharapkan ada dana perangsang melalui hibah," pungkas Widjera. (san/gus)


Komentar

Berita Terbaru

\