Empat Tahun Menderita Stroke, Seniman Legendaris “Dolar†Meninggal Setelah Muntah Darah
Sabtu, 09 Juli 2016
00:00 WITA
Bangli
7483 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Dunia seni di Bali berduka. Menyusul kepergian seniman drama gong legendaris, I Wayan Tarma atau yang lebih dikenal dengan Dolar (62), Sabtu (9/7/2016). Almarhum asal Banjar Siladan, desa Tamanbali, Bangli menghembuskan nafas terakhirnya setelah satu jam mendapat perawatan di UGD RSU Bangli sekitar pukul 05.30 Wita. Saat tiba di RSU Bangli, almarhum mengeluhkan muntah darah.
Sesuai keterangan yang berhasil dihimpun dari pihak keluarga dan tim medis di RSU Bangli, jazad almarhum sampai kini masih di titipkan di Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) RSU Bangli karena masih ada upacara keagamaan.
Komang Adi Suardana anak bungsu almarhum saat ditemui di rumah duka menerangkan, riwayat sakit yang diderita ayahnya menderita penyakit komplikasi, sejak empat tahun silam. “Sejak empat tahun ayah mulai sakit, awalnya mengeluhkan kencing manis, jantung dan terakhir stroke,” ungkapnya. Karena penyakitnya itu, praktis Dolar tidak bisa beraktivitas dan berkaya lagi. Selama empat tahun terakhir, Dolar menghabiskan hidupnya dikursi roda dan sempat bolak-balik ke RSUP Sanglah untuk melakukan perawatan.
“Sebelum meninggal, sejak Jumat kemarin (8/7/2016), ayah sempat muntah darah kental sebanyak dua kali dan sempat mengeluarkan berak hitam,” jelasnya. Selanjutnya, karena kondisinya semakin kritis pihak keluarga merujuk almarhum ke RSU Bangli pukul 04.30 Wita.
Tiba di RSU Bangli, Dolar langsung mendapatkan penanganan intensif. Hidungnya langsung dimasuki selang untuk membersihkan darah yang menggumpal. Meski upaya maksimal sudah dilakukan, namun jiwanya tidak tertolong. Sekitar pukul 05.30 Wita, Dolar dinyatakan meninggal dunia.
Kini jenazah seniman drama gong tersebut masih dititipkan di RSU Bangli. Jenazah Dolar saat ini belum dibawa pulang ke rumah karena masih berlangsung upacara keagamaan. Sebab, pada hari Dolar meninggal bertepatan dengan Hari Tumpek Landep.
Tindak lanjut dari itu, pihak keluarga juga sudah langsung meminta petunjuk ke Ida Pedanda dari Geria Tengah Siladan, untuk menentukan hari baik pengabenan. Disepakati upacara pitra yadnya akan dilaksanakan antara tanggal 15 atau 16 Juli mendatang.
Sejak sakit, pihak keluarga juga mengakui banyak teman-teman almarhum sesama seniman yang datang menjenguk. Mereka diantaranya Wayan Subrata (Petruk) temannya sesama punakawan Raja Buduh; Dek Ulik termasuk sejumlah artis Bali lainnya. Disamping itu sejumlah pejabat provinsi, termasuk Gubenur dan Wakil Gubernur Bali juga pernah yang menjenguknya selama sakit.
Selama ini, sosok Dolar juga cukup ditokohkan di banjarnya. Dengan meninggalnya Dolar, pihak keluarga kini sangat kehilangan dan berduka. Kepergian Dolar untuk selama-lamanya ini, meninggalnya dua orang istri, tiga orang anak serta empat orang cucu. Dari istri pertamanya NI Wayan Jepun, Dolar mempunyai dua anak yakni Ni Wayan Tunjung dan Nengah Suryadi Putra. Sedangkan dari perkawinan dengan istri kedunya Ni Wayan Wardani, membuahkan seorang anak bernama I Komang Adi Suardana.
Sementara itu, Wadir Umum, Keuangan dan SDM RSU Bangli Dr I Putu Ganda Wijaya membenarkan saat tiba almarhum mengeluhkan muntah darah. “Penanganan terhadap almarhum sudah maksimal kita lakukan. Namun karena riwayat penyakitnya yang sudah kronis, beliau akhirnya meninggal dunia di UGD,” ungkapnya. Lebih lanjut disampaikan, sesuai kesepakatan pihak keluarga untuk sementara jazad Dolar masih dititipkan di kamar mayat, ruang Instalasi Kedokteran Forensik RSU Bangli. ard/hai
Komentar