Resmikan Pelinggih Hyang Catur Bhuana, Bupati Eka Berharap Dibangun di Semua Kecamatan
Kamis, 30 Juni 2016
00:00 WITA
Tabanan
6385 Pengunjung
suaradewata
Tabanan, suaradewata.com – Setelah melalui masa dua bulan lebih, pelinggih Hyang Catur Bhuana yang didirikan di catus pata Banjar Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur akhirnya tuntas dibangun. Kamis (30/6/2016), pelinggih yang menjadi ikon Selemadeg Timur itu diresmikan oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
Peresmiannya dilakukan dengan penandatanganan prasasti yang disaksikan Ketua DPRD Tabanan I Ketut “Boping” Suryadi, Camat Selemadeg Timur I Gusti Putu Ngurah Darma Utama, tokoh adat, serta masyarakat setempat. Dan, peresmian tersebut dilanjutkan dengan persembahyangan bersama.
Dalam sambutannya, Bupati Eka mengaku bersyukur pembangunan pelinggih Hyang Catur Bhuana tersebut bisa selesai. Menurutnya, keberadaan pelinggih tersebut bukan dilihat dari sisi artistiknya saja, namun di balik pendiriannya ada wujud kecintaan terhadap alam semesta.
“Belum lagi proses pengerjaannya dilakukan dengan azas gotong royong. Masyarakat yang bahu-membahu. Dengan dasar ketulusan dan keikhlasa, dalam waktu yang relatif pendek pelinggihnya bisa terwujud dengan indah dan metaksu,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Eka mengungkapkan keinginannya agar kecamatan lainnya bisa membangun pelinggih serupa. Terlebih Ketua DPRD I Ketut Suryadi yang hadir dalam peresmian tersebut juga mengungkapkan pemikiran yang sama.
“Tadi saya sempat berpikir dengan Ketua DPRD, bagaimana kalau padmasana ini di kecamatan-kecamatan lain juga punya. Bukan hanya dari sisi seni saja, tetapi dari spiritualnya juga. Jujur saya merasa sangat bangga dengan pendirian pelinggih Hyang Catur Bhuana di Selemadeg Timur ini. Ini luar biasa. Dan, saya mau pada 2017, di kecamatan lainnya juga buat pelinggih yang sama,” katanya.
Terkait hal itu, Boping diusai acara mengaku, DPRD siap mengawal program itu. Hanya saja, dia menekankan agar pelaksanaannya nanti disesuaikan dengan kondisi yang ada. Terutama kesiapan dari masing-masing kecamatan.
“Kalau di 2017 yang siap tiga kecamatan, ya kita akan coba slotkan. Yang penting kecamatan mana yang lebih siap dahulu. Kalaupun tidak sama-sama di 2017 bisa di tahun berikutnya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Alit Desa Pekraman Selemadeg Timur I Gde Budhi Yadnya menjelaskan, pembangunan pelinggih Hyang Catur Bhuana berawal dari ide yang muncul terkait pelaksanaan program penataan ibukota kecamatan (PIK).
“Maka lahirlah pemikiran yang berlanjut menjadi sebuah konsep lewat beberapa masukan yang ada. Idenya membuat penanda yang menggabungkan unsur keindahan dan rasa seni yang terintegrasi dengan unsur religi. Wujudnya dalam bentuk tempat peribadahan atau pelinggih,” jelasnya.
Pembangunan pelinggih Hyang Catur Bhuana ini dilakukan dengan mengerahkan seniman-seniman lokal dari Selemadeg Timur. Ada tiga orang yang menjadi motor pembangunan pelinggih ini. Mereka adalah I Gede Eka Karmada selaku arsitek, I Wayan Suranada selaku pematung, serta I Wayan Budi Wiasa selaku undagi.
Di masing-masing sisi padmasana dilengkapi dengan dewi-dewi sebagai penguasa empat penjuru mata angin di antaranya Dewi Uma di sisi timur, Dewi Saraswati di sisi selatan, Dewi Saci di sisi barat, dan Dewi Sri di sisi utara. ang
Komentar