PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Peringatan HANI 2016, Bentengi Keluarga Dari Narkoba

Minggu, 26 Juni 2016

00:00 WITA

Denpasar

3302 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - Mantan Kepala BNN periode 2006 sampai 2008, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengungkapkan, fakta mencengangkan bahwa setiap 25 menit setidaknya ada satu orang pengguna narkoba yang mati sia-sia, baik karena over dosis ataupun karena penyakit HIV Aids.
 
"Tahun 2006 baru 40 orang yang mati, sekarang meningkat hampir 50 orang, orang sudah kena narkoba ada dua kemungkinan masuk penjara dan mati atau mati lebih cepat dan keluarga itu akan hancur. Setiap 25 menit itu, orang mati karena narkoba dan itu dia mati sia-sia," ujar Mangku Pastika saat memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016, di Gedung Wiswasabha, Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar (26/06/2016).
 
Dia mengilustrasikan bagaimana narkoba masuk melalui anak-anak. Karena itu, Gubernur menghimbau agar para orang tua mengawasi anak-anaknya. Baik dalam perilaku maupun pergaulannya.
 
"Awasi anaknya, cek betul anaknya kalau ngantuk melulu dan tidak mau mandi atau dia sangat aktif jangan-jangan dia sudah memakai ekstasi," tandasnya.
 
Lebih jauh Pastika menjabarkan, seperti ciri-ciri pengguna jika dia menjadi depresan dan membuat sosok tersebut tenang dan kalem, malas segalanya, menurut Pastika yang menyebut dirinya sebagai agen BNN ini, bahwa ciri tersebut mengarah pada narkoba pengguna jenis ganja, morpin dan putau.
 
Sementara ciri-ciri untuk orang yang menjadi sangat aktif stimulan termasuk pengguna narkoba jenis ekstasi, sabu dan sejenisnya itulah yang menjadikan orang tersebut menjadi aktif, ujarnya.
 
"Bahkan seiring dengan berjalannya teknologi, ditemukanlah narkotika dengan zat baru, narkoba sendiri cuma dua jenis yaitu yang membuat depresan itu tadi dan stimulan yang membuat aktif," ungkapnya.
 
Bahkan, urainya, hanya dengan modal satu butir ekstasi Rp20 ribu bisa dijual hingga Rp150 ribu sampai 200 ribu. "Bayangin aja modalnya Rp20 ribu. Penghasilannya pasti jauh lebih besar. Di Aceh 1 kg Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Di Jakarta bisa Rp1,5 juta sekilo di Bali mungkin bisa Rp1 juta," ketusnya.
 
Karena itu, pintanya jaga diri masing-masing, jangan sampai terlibat urusan narkoba, jaga istri kita atau suami kita, anak kita, karena dalam situasi itu bisa punya uang sedikit pasti arahnya kesana.
 
"Ini musuh bangsa kita ada 3 hal musuh bangsa Indonesia yaitu korupsi narkoba dan terorisme. Peredaran uang narkoba itu luar biasa itu tidak apa-apanya dibandingkan anggaran kita," pungkasnya. ids


Komentar

Berita Terbaru

\