Saat Ditemukan, Pedagang Sayur Itu Tertindih Sepeda Motor
Kamis, 16 Juni 2016
00:00 WITA
Tabanan
3835 Pengunjung
ilustrasi
Tabanan, suaradewata.com – Kematian Ni Ketut Dania,45, pedagang sayur dan buah dari Dusun Abang, Desa/Kecamatan Baturiti masih menjadi misteri. Meski pihak Polsek setempat menegaskan bahwa penyebabnya sejauh ini akibat kecelakaan tunggal, toh ada beberapa hal yang janggal pada korban.
Kasus ini sendiri bermula dari laporan I Nyoman Kantun, saksi yang pertama kali menemukan korban dalam kondisi mengenaskan di pinggir jalan raya jurusan Denpasar-Buleleng, lingkungan Desa Bangli, Baturiti pada Rabu dini hari (15/6/2016). Tepatnya di sebelah timur Puskesmas Baturiti.
Informasi yang diperoleh, sekitar pukul 02.00 Wita, Kantun saat itu sedang dalam perjalanan pulang dari mekemit di pura. Dalam perjalanan, dia mendapati korban tertimpa sepeda motor matik tanpa plat. Motornya pun kelihatan masih baru dan saat itu masih dalam kondisi menyala.
Melihat kejadian itu, saksi kemudian buru-buru kembali ke pura untuk memanggil temannya yakni I Wayan Sarjana. Mereka berdua langsung datang ke lokasi penemuan bersama-sama. Mereka berusaha mengangkat motor yang menindih korban. Saat itulah, mereka mengetahui kalau korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Dan, kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Baturiti.
Pasca pelaporan tersebut, korban kemudian divisum oleh dokter Puskesmas. Hasilnya, dokter menemukan luka berbentuk segitiga dengan panjang 4 sentimeter dan 3 sentimeter.
Begitu juga pada dahi kirinya ditemukan luka lecet dan robek sepanjang setengah sentimeter. Sementara di lutut kirinya ditemukan luka lecet berbentuk bulan dengan diameter 3 sentimeter. Dan, lidah korban tergigit oleh giginya sendiri.
Munculnya dugaan bahwa korban dibunuh bukannya tanpa sebab. Pria yang diduga sebagai selingkuhannya yakni I Nengah Parna,47, dari Banjar Karma, Desa Pancasari, Sukasada, Buleleng yang juga diketahui sebagai sopir korban kini diamankan pihak Polsek Baturiti. Selain itu, mobil pikap DK 9681 JH milik korban yang dipakai mengangkut tubuh korban ditemukan di rumah Parna di Banjar Candikuning II. Mobil itulah yang diduga dipakai untuk mengangkut korban dan meninggalkannya dalam kondisi tertindih sepeda motor seolah-olah habis kecelakaan.
Di bagian lain, suami korban I Made Parta,41, saat ditemui di rumahnya Kamis (16/6/2016) terlihat begitu terpukul. Bahkan, dia menolak untuk dilakukan otopsi terhadap mayat istrinya.
“Istri saya care bangken cicing kemu mai abe (istri saya seperti bangkai anjing dibawa kesana kemari). Lebih baik saya mati kalau istri saya dibawa keluar. Terserah aparat yang penting mayat tidak keluar. Biar dia tenang,” keluh Parta. ang
Komentar