PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Ade Komaruddin Jadi Bintang Munaslub Golkar

Selasa, 17 Mei 2016

00:00 WITA

Badung

4016 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Badung, suaradewata.com - Sejak tanggal 14 Mei lalu, wajah Ade Komaruddin meramaikan ruas-ruas jalan di sekitar Bali Nusa Dua Convention Center, tempat berlangsungnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Maklum saja, dari delapan calon ketua umum Partai Golkar, Ade Komaruddin menjadi salah satu kandidat yang paling banyak memajang spanduk dan baliho.

Di luar arena Munaslub, Ade Komaruddin seakan menjadi superstar. Tak salah ketika itu, Ketua DPR RI itu diprediksi tak akan terkalahkan dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar.

Popularitas Ade Komaruddin terus menanjak, ketika Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto bersama keluarga Cendana, memberikan dukungan kepadanya sebagai kandidat pengganti Aburizal Bakrie.

Menariknya saat agenda pemilihan ketua umum Partai Golkar, Ade Komaruddin lagi-lagi tampil sebagai bintang. Bukan karena dirinya terpilih sebagai ketua umum, namun justru karena keputusannya yang mundur dari pertarungan putaran II menghadapi Setya Novanto yang akhirnya ditetapkan sebagai ketua umum Partai Golkar.

Ade Komarudin memilih menerima hasil pemilihan putaran I, meskipun memiliki kesempatan untuk bertarung melawan Setya Novanto. Keputusan ini, menurut pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya, adalah penting bagi Partai Golkar.

"Bagi saya star (bintang) Munaslub adalah Ade Komaruddin. Dia berhasil belajar dari pengalaman, dan memutuskan untuk mundur, bukan Novanto,” ujarnya, saat dihubungi wartawan, Selasa (17/5).

Ia meyakini apabila pemilihan putaran II dilanjutkan, banyak pemilik suara di Munaslub Partai Golkar yang ingin merapat ke Ade Komaruddin.‎ Namun, Ade Komaruddin justru tak mau head to head dengan Setya Novanto. ‎

Sikap kompromi Ade Komaruddin ini dinilainya penting bagi kelangsungan partai berlambang pohon beringin itu ke depan. "Langkah itu dapat mencegah Partai Golkar dari pertarungan yang lebih keras, yang biasanya muncul partai sempalan akibat kekecewaan karena kalah dalam pemilihan ketua umum. Harus diakui ini sisi negarawan Ade Komaruddin, yang belajar dari 2009, ketika head to head memunculkan parpol baru dan terbukti menurunkan suara Golkar,” tandas Yunarto Wijaya.

Sementara itu, keputusan Ade Komarudin untuk tidak melanjutkan pemilihan pada putaran II, ternyata dilatari beberapa alasan. Di antaranya, menurut Ade Komaruddin, rekonsiliasi di internal Partai Golkar tidak akan terjadi jika dirinya tetap maju pada pemilihan putaran II. 

Keyakinan tersebut yang membuat Ade Komaruddin akhirnya menerima kemenangan Setya Novanto. Menurut dia, demokrasi harus berjalan produktif dan memperkuat persatuan. ‎"Kita harus mengendalikan demokrasi itu dengan baik," kata Ade Komaruddin, saat memutuskan mundur dari pertarungan.

Ia mengaku keputusannya tidak lanjut ke putaran II itu tidak direncanakan sebelumnya.‎ "Saya cuma ingin mengalir, segala sesuatu yang penting untuk kebaikan semua, tidak untuk kita saja," ujar Ketua DPR RI itu.

Ade Komaruddin mengaku, sejak memutuskan tampil sebagai calon ketua umum Partai Golkar, dirinya sudah siap untuk menang maupun kalah. "Saya mencintai partai ini dan mencintai negara ini. Saya berusaha untuk melakukan kebaikan bagi negara dan partai ini tentunya," tuturnya.

"Saya masih muda dibanding Pak Novanto. Masih ada kesempatan bagi saya untuk maju lagi di lain kesempatan," pungkas Ade Komaruddin, yang disambut tepuk tangan meriah para peserta Munaslub Partai Golkar.san


Komentar

Berita Terbaru

\