Akom Lebih Ideal Nahkodai Golkar
Sabtu, 14 Mei 2016
00:00 WITA
Badung
4365 Pengunjung
suaradewata
Badung, suaradewata.com – Ade Komarudin (Akom) dipandang lebih ideal untuk menahkodai Partai Golkar ke depan. Salah satu tolok ukurnya adalah pidato Akom saat debat kandidat terakhir di Nusa Dua, Jumat (13/5/2016) malam. Poin-poin yang disampaikan Akom dalam pidatonya, dinilai merupakan kebutuhaan riil Partai Golkar ke depan.
"Semua yang disampaikan Akom adalah kebutuhan Golkar ke depan. Yang paling konkrit misalnya, terkait kerja-kerja pengurus baru ke depan yang harus menghadapi tiga agenda besar yakni Pikada 2017, Pilkada 2018 dan Pileg serta Pilpres 2019," tutur Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Sirajuddin Abdul Wahab, di Nusa Dua, Sabtu (14/5/2016).
Ia berpandangan, tiga agenda politik besar ini merupakan pekerjaan rumah (PR) ketua umum baru yang terpilih pada Munaslub di Bali tanggal 15-17 Mei 2016. "Dan saya berpandangan, untuk ketiga agenda besar itu, Akom adalah sosok yang pas yang sesuai dengan visi dan misi Partai Golkar," ujarnya.
Sekretaris Jenderal DPP KNPI itu bahkan berkeyakinan, Akom tak kesulitan memenangkan kepercayaan para pemilik suara dalam Munaslub kali ini. "Saya yakin Akom akan menanag. Karena variabelnya jelas. Akom berproses baik di organisasi dan seorang aktivis, memiliki catatan perjalanan panjang di Golkar, dan sosok bersih karena tidak punya persoalan hukum," kata Sirajuddin Abdul Wahab.
Ia pun mengimbau para pemilik suara, agar dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar untuk menghindari politik transaksional. "Mari pilih yang tepat, yang bersih, yang bisa diterima semua kalangan. Apalagi kita tidak sekedar memilih pemimpin Golkar, tetapi juga pemimpin anak bangsa," tandas Sirajuddin Abdul Wahab, yang juga Jubir Sahabat Muda Akom.
Pada kesempatan yang sama, Sirajuddin Abdul Wahab juga mempersoalkan Pra Munaslub yang justru dijadikan sebagai ajang perdebatan terkait mekanisme pemilihan ketua umum. Padahal, Pra Munaslub bukanlah ruang untuk memperdebatkan hal tersebut.
"Pra Munaslub itu bukan untuk ambil keputusan. Ini hanya ajang sosialisasi materi. Karen itu soal mekanisme pemilihan, itu sudah tegas diatur AD/ ART yang mengamanatkan mekanisme pemilihan secara langsung dan rahasia. Artinya bukan terbuka, tetapi tertutup, karena ada unsur rahasianya," pungkas Sirajuddin Abdul Wahab. (san)
Komentar