Gubernur Diminta Tunda Penetapan Komisioner KIP Bali
Senin, 28 Maret 2016
00:00 WITA
Denpasar
4135 Pengunjung
suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com - Komisi I DPRD Bali telah meloloskan lima calon komisioner Komisi Informasi Publik (KIP) Bali sesuai hasil fit and propertest (uji kepatutan dan kelayakan) pada 24 Maret lalu. Selanjutnya, dewan menyerahkan kelima komisioner terpilih ini kepada Gubernur Bali, untuk selanjutnya ditetapkan.
Hanya saja, kelima komisioner KIP Bali terpilih ini terancam tak segera ditetapkan oleh Gubernur Bali. Pasalnya, ada permintaan agar orang nomor satu di Pulau Dewata itu tak terburu-buru menetapkan lima komisioner KIP Bali terpilih, menyusul adanya dugaan hasil fit and propertest yang dilakukan oleh dewan tak transparan.
"Kalau bisa, Pak Gubernur jangan dulu menetapkan komisioner KIP terpilih. Kami minta agar hasil fit and propertest oleh dewan, dicek kembali. Dewan harus buka itu, sehingga tidak terkesan ada permainan, sebagaimana dikhawatirkan sebelumnya," kata Made Sumberjaya, di Denpasar, Senin (28/3).
Sumberjaya merupakan salah satu calon komisioner KIP Bali yang lolos 10 besar seleksi Panitia Seleksi Calon Komisioner KIP Bali. Hanya saja, Sumberjaya yang berprofesi sebagai kontraktor itu gagal dalam fit and propertest yang dilaksanakan oleh Komisi I DPRD Bali.
Menurut dia, ada beberapa hal yang patut dipertanyakan terkait hasil fit and propertest yang diputuskan oleh Komisi I DPRD Bali. "Terus terang kami sangat kecewa, bukan karena kami tidak lolos. Kami kecewa karena justru penentuan hasil fit and propertest yang dilakukan oleh dewan terkesan tidak transparan. Padahal, KIP sendiri sesungguhnya adalah sebuah lembaga yang paling depan dalam urusan transparansi informasi," ujar Sumberjaya.
Kekecewaan lainnya, menurut dia, dalam proses fit and propertest tersebut ada calon anggota komisioner KIP Bali yang memiliki hubungan keluarga dekat dengan salah satu anggota Komisi I DPRD Bali. "Apapun argumentasinya, jelas di sana ada keputusan yang diambil lebih karena hubungan emosional seperti ini," tegasnya.
Hal lain yang ia sesalkan adalah, penentuan lima komisioner terpilih yang kabarnya tak mencermati hasil wawancara, psikotest, serta dinamika kelompok yang dilakukan Panitia Seleksi Calon Komisioner KIP Bali. "Kita pertanyakan, mengapa yang hasilnya bagus dalam tes yang dilakukan oleh Panitia Seleksi, justru tidak lolos dalam fit and propertest di dewan. Kita curiga, memang benar ada calon titipan di sana," tuding Sumberjaya.
Seperti diketahui, 10 calon komisioner KIP Bali menjalani fit and propertest, di Gedung DPRD Bali, Kamis (24/3) lalu. Mereka adalah Gede Agus Astapa, IGA GA Widiana Kepakisan, Made Wijaya, Nyoman Gede Legawa Partha, Made Sumberjaya, IGN Wirajasa, Ketut Suharya Wiyasa, Made Suta, Dewa Gede Agung Wiradarma dan Wayan Nuada.
Dalam proses seleksi akhir tersebut, dewan memilih lima (5) komisioner yang dipandang memiliki integritas dan kapasitas untuk duduk sebagai komisioner KIP Bali. Kelima nama calon komisioner yang lolos dalam sesi fit and propertest tersebut, masing-masing adalah Gede Agus Astapa (skor 700), IGA GA Widiana Kepakisan (skor 675), Made Wijaya (skor 650), IGN Wirajasa (skor 625), dan Ketut Suharya Wiyasa (skor 625).san
Komentar