PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Masyarakat Buleleng Harus Diberi Banyak Pilihan

Selasa, 22 Maret 2016

00:00 WITA

Denpasar

2683 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Denpasar, suaradewata.com - Pada Pilkada Buleleng 2017, masyarakat di Bumi Panji Sakti harus diberi banyak pilihan. Setidaknya, masyarakat memiliki alternatif pilihan terkait calon pemimpinnya ke depan. Agar hal itu terwujud, maka pada Pilkada Buleleng nanti harus ada banyak pasangan calon yang muncul, baik diusung oleh partai politik maupun bertarung melalui jalur perseorangan.

"Akan lebih baik jika banyak calon yang ikut bertarung, sehingga masyarakat Buleleng punya banyak pilihan," kata politisi Partai NasDem asal Buleleng, Nyoman Tirtawan, di Denpasar, Senin (21/3).

Tirtawan sendiri, mengaku siap untuk tampil sebagai calon bupati Buleleng. Hanya saja, ia masih membangun komunikasi politik, baik dengan tokoh-tokoh masyarakat dan partai politik, termasuk dengan Partai NasDem. "Jika diberi kesempatan oleh partai, saya tentu siap," ujar anggota Fraksi Panca Bayu DPRD Bali itu.

Ia menegaskan, untuk memimpin Buleleng, dirinya tak mau muluk-muluk. "Saya sudah cukup lama membangun di Buleleng, dengan apa yang saya bisa. Selain memberikan beasiswa bagi anak-anak dari ekonomi tidak mampu, saya sejak lama sudah fokus pada upaya membersihkan sampah bersama masyarakat," papar Tirtawan.

Salah satu hal penting yang dilakukan Tirtawan, misalnya, konsep pengelolaan sampah di Desa Pemaron, Buleleng, tahun 2001 lalu. Ketika itu, Tirtawan masih aktif sebagai pelaku wisata, dan mencoba mempraktikkan gagasannya mengenai pengelolaan sampah bersama Putu Aryana, Kepala Desa Pemaron, ketika itu.

Aryana menjelaskan, ketika itu dirinya berbincang dengan Tirtawan dan sepakat untuk mulai merangsang masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Saat itu, sistem yang digunakan dengan membeli sampah yang dikumpulkan masyarakat. Gagasan itu pertama kali coba dipraktikkan kepada anak-anak.

Anak-anak selanjutnya diminta untuk mengumpulkan sampah dari rumah-rumahnya masing-masing, kemudian dibawa ke rumah Aryana untuk dibeli. "Kita gerakkan anak-anak SD dulu, mereka bawa sampah kemudian kita beli. Kita pilah dulu, mana yang pecah belah, plastik dan lainnya,” papar Aryana.

Lambat laun, sistem pengelolaan seperti itu semakin berkembang. Bahkan tidak saja anak-anak, orang dewasa juga tertarik untuk mengumpulkan sampah dan dibawa ke rumah Aryana untuk dibeli. "Lama-lama, sampai orang-orang tua juga ikut terlibat. Sampai orang se-desa banyak yang tertarik dengan konsep ini, karena dari sampah yang tidak bermanfaat bisa menghasilkan,” ucapnya.

Tirtawan tidak saja membantu pengelolaan sampah desa itu dalam bentuk gagasan. Namun juga permodalan dari merintis sampai bisa berkembang dengan pesat. "Pak Tirtawan juga bantu untuk modal awal, gerobak sampah, peralatan sampai seragam petugas,” ujar Aryana.

Bahkan ketika itu, uang yang dihabiskan Tirtawan untuk modal pengelolaan sampah di Pemaron mencapai Rp 50 juta. Modal itu terutama juga untuk menggaji petugas-petugas sampah. Tidak itu saja, Tirtawan juga berinsiatif untuk membersihkan sampah-sampah yang menumpuk di sungai Pemaron. Saat dilakukan pembersihan, sampah yang terkumpul mencapai lima ton. san


Komentar

Berita Terbaru

\