PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Suhu Bangli Menghangat Picu Wabah DB Terus Meningkat

Rabu, 16 Maret 2016

00:00 WITA

Bangli

4920 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Pengaruh perubahan cuaca yang terjadi secara ektrem di Bangli, yang dulunya terkenal dengan daerah sejuk ini, berdampak pada meningkatkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan sesuai data dari Dinas Kesehatan Bangli, sejak bulan Januari hingga pertengahan Maret 2016, kasus DB di Bangli mengalami kenaikan yang tajam. Salah satu faktornya, akibat suhu Bangli semakin menghangat yang menyebabkan nyamuk aides agypti mulai bisa berkembang biak di Bangli.

Hal ini disampaikan Kasi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma saat ditemui disela-sela kegiatan fogging di lingkungan Puri Agung Bangli, Rabu (16/03/2016). Disampaikan, peningkatan kasus DBD di Bangli terjadi,  selain karena tingginya mobilisasi masyarakat Bangli ke luar daerah, juga dipicu adanya perubahan suhu di Bangli. “Belakangan suhu di Bangli mulai menghangat. Perubahan suhu ini lah yang menyebabkan nyamuk aides agypti bisa berkembang biak di Bangli. Saat ini daerah yang paling rawan adalah kecamatan Bangli, termasuk kecamatan Susut dan Tembuku” sebutnya. Sebab, lanjutnya, habitat hidup ‘si poleng’ tersebut memang senang di lingkungan yang hangat.  

Sementara untuk wilayah Kintamani, kecendrungan karena suhunya yang dingin. Nyamuk aides agypti tidak bisa hidup disana. “Masyarakat Kintamani yang terkena DB, kebanyakan terserang di luar,” sebutnya. Selain karena perubahan suhu, lanjut dia, meningkatkan DB di Bangli juga disebabkan karena tingginya mobilitas masyarakat. Untuk itu, kegiatan fogging kini mulai gencar dilakukan. Hanya saja, foging sebagai salah satu upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) baru dilakukan kebanyakan setelah ada laporan . “Kalau foging dilakukan secara massal, hasilnya justru kurang efektif dan biayanya mahal. Tapi kita tetap lakukan kegiatan kalau ada laporan. Kalau terindikasi ada penularan, kita lakukan foging. Ini yang selama ini paling efektif dilakukan di Bangli,” ungkapnya.

Meski demikian, dijelaskan, sejauh ini foging telah dilakukan menyasar di 34 titik dan itu rutin dilakukan setelah menerima laporan masyarakat. Sementara sesuai data dari Dinas Kesehatan Bangli, kasus DBD sejak memasuki tahun 2016 terus mengalami kenaikan yang cukup tajam setiap bulannya. Bulan Januari tercatat sebanyak 22 kasus. Februari naik menjadi 42 kasus dan hingga 15 Maret sebanyak 18 kasus. Jadi total sampai pertengahan Maret 2016, kasus DBD di Bangli tembus mencapai 82 kasus. Sementara tahun 2015 tercatat sebanyak 314 kasus. Untuk pencegahan secara dini dari bahaya DBD,  masyarakat kembali dihimbau memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, mulai dari  mengubur barang-barang bekas, menutup dan menguras air secara rutin.ard


Komentar

Berita Terbaru

\