Di Bali, Ribuan Ogoh-ogoh Siap Diarak
Selasa, 08 Maret 2016
00:00 WITA
Denpasar
4658 Pengunjung
suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com - Sekitar 4947 ogoh-ogoh yang tersebar di 1484 desa pakraman atau desa adat di Bali menjelang perayaan Nyepi 9 Maret 2016, ogoh-ogoh tersebut pada malam nanti, Selasa (8/3) siap untuk diarak. Dengan rincian yakni Kota Denpasar 838 ogoh-ogoh, Gianyar 620 ogoh-ogoh, Badung 617 ogoh-ogoh, Buleleng 699 ogoh-ogoh, Tabanan 773, Klungkung 376, Karangasem 383, Jembrana 406. Untuk di Bali tidak ada ketentuan bahwa dalam satu banjar hanya satu ogoh-ogoh.
Hal ini disampaikan Ketua Majelis Umum Desa Pakraman (MUDP) Jero Gede Suwena Putus Upadesa. Menurutnya, ogoh-ogoh yang diarak itu jangan sampai menciptakan suasana yang tidak kondusif di seluruh Bali.
"Memang dalam satu dua hari ini banyak warga yang mempersiapkan ogoh-ogoh. Sangat diharapkan dalam pawai ini bisa memberikan nilai tersendiri bagi setiap orang yang merayakannya. Ada banjar yang mengarak-arakan lebih dari satu ogoh-ogoh, tetapi ada banjar yang kadang-kadang tidak buat ogoh-ogoh sama sekali. Tidak ada sanksi untuk hal ini," ujarnya dikonfirmasi Selasa (8/3).
Sementara Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan, seluruh banjar harus mengarak-arakan ogoh-ogohnya sampai ke catus pata atau perempatan pusat di desa adatnya masing-masing. Setelah mencapai perempatan desa masing-masing, ogoh-ogoh harus dibakar sebagai lambang menghilang simbol kejahatan dan keserakahan.
"Ogoh-ogoh itu simbol bhuta kalla (kejahatan). Jadi harus dibakar," ujarnya. Ia mengakui jika masih ada ogoh-ogoh yang tidak dipajang dan malah dipajang di pinggir jalan atau dijual. Hal ini sangat tidak dianjurkan karena bertentangan dengan makna ogoh-ogoh itu sendiri. ids
Komentar