PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Dagang Koran “Nyalon” Bupati Mengaku Khawatir Banjir Dukungan

Kamis, 18 Februari 2016

00:00 WITA

Buleleng

4963 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com  Mendapat banjir dukungan bagi seorang politisi tentu menjadi bagian dari tujuan politik. Berbeda dengan penjual Koran Luh Made Marwati (42), warga jalan Pulau Buton, Kelurahan Kampung Tinggi, Kecamatan Buleleng, malah mengaku khawatir.

“Para pelanggan tahu saya mencalonkan diri dari pemberitaan media dan banyak yang mengapresiasi. Bahkan setiap pelanggan yang lewat selalu mengacungi jempol ke aku,” ujar Marwati, Kamis (18/2)

Simpati dan dukungan yang mulai mengalir kepada Marwati bukan hanya datang dari sejumlah pelanggan serta pedangan pasar Anyar yang ada di kawasan tempatnya berjualan. Namun

Walaupun telah mengambil formulir dan menyatakan siap untuk maju mengikuti seleksi Bakal Calon (Balon) kepala daerah dalam Pilkada Februari 2017 Kabupaten Buleleng, hal tersebut tidak menyurutkan dirinya tetap berjualan Koran di kawasan Pasar Anyar yang terletak di pusat kota Singaraja.

Pasalnya, ia pun harus bekerja untuk menghidupi keluarga pasca sang suami yakni Made Sudarma (40) menderita sakit hernia beberapa tahun lalu. Beberapa keluarga yang dikomfirmasi pun tetap memberikan motifasi meskipun sangat besar kemungkinan Marwati tidak akan lolos dari tahapan penjaringan Balon Bupati Buleleng dari PDIP Perjuangan.

Walaupun pun begitu, pihak keluarga pun mengaku keberanian Marwati yang keseharian hanya menjadi seorang agen koran bisa menjadi teladan masyarakat Buleleng. Dimana, menjadi seorang Bupati Buleleng bukan hanya harus dari kalangan politisi “Kaya” melainkan diharap membuka peluang bagi “Wong Cilik”.

“Saya tidak punya modal selain moral dan hati nurani. Pengalaman organisasi walau setingkat loper koran pun juga bisa sebab saya imbangi membaca serta bersentuhan langsung dengan golongan masyarakat wong cilik. Apakah ada aturan wong cilik tidak boleh menjadi calon Bupati di PDIP,” kata Marwati sembari mempertanyakan terkait aturan internal partai PDIP.

Beberapa tetangga yang sempat dikonfirmasi pun mengaku Marwati memang wanita berani dan banyak memiliki pemikiran politik untuk masyarakat kecil yang tidak tersalurkan.

“Setelah paginya jualan koran, dia tidak berhenti dan istirahat. Tapi lanjut mempersiapkan canang (Perlengkapan upakara di Bali, Red) untuk kemudian dijual pada sore harinya,” ujar salah seorang tetangga Marwati yang enggan disebut identitasnya.

Menurut sumber terpercaya suaradewata.com, Marwati yang telah berjualan koran selama 18 tahun pun sempat mengaku merasa sungkan dengan Bupati Buleleng yang bakal menjadi pesaingnya dan turut  mengambil formulir pendaftaran Balon dari PDIP.

“Saya sadar dengan siapa sebenarnya diri saya sehingga tidak ada maksud sama sekali untuk bersaing dengan Bupati saya (Bupati Buleleng, Red). Tapi saya tentu tidak salah kalau ingin berjuang menyampaikan aspirasi rakyat kecil seperti saya yang selama ini merasa tidak pernah terwakili,” ujar Marwati yang mengaku akan segera menyerahkan formulir tersebut ke Sekertariat DPC PDIP.adi


Komentar

Berita Terbaru

\