Pasca Banjir Dan Longsor, Bayi Hidrochephalus Huni Pos Bencana Buleleng
Selasa, 16 Februari 2016
00:00 WITA
Buleleng
4625 Pengunjung
suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com – Bukan hanya harus kehilangan tempat tinggal yang tergerus banjir bandang di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, bayi berumur empat tahun yang menderita penyakit hidrochephalus milik pasangan suami istri (Pasutri) Kadek Sudiana (28) dan Komang Ayu Destawati (21) pun harus menjalani hari-harinya di posko bencana yang terletak di Desa Penyabangan.
Senyum malu pun muncul dari bayi bernama Putu Adi Sudi Arjana itu ketika disapa istri Gubernur Bali, Ni Made Ayu Putri atau yang akrab disapa Ayu Pastika, saat berkunjung ke posko bencana, Senin (15/2). Bayi malang itu pun enggan melepas pelukannya dari sang ibu sembari beberapa kali terlihat mencuri pandang kearah Ayu Pastika.
Upaya penyembuhan terhadap bayi malang ini pun pernah dilakukan ketika berumur dua tahun dengan tindakan operasi yang dibantu Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Menurutnya, bantuan operasi yang diberikan itu pasca pasutri tersebut terintegrasi program kesehatan dari BPJS Mandiri dengan membayar iuran sebesar Rp22.500 setiap bulannya. Ironisnya, bantuan berbayar tersebut sudah tidak lagi dapat digunakan setelah lama tidak pernah mampu melunasi kewajibannya membayar.
“Jangankan membayar, untuk makan pun kami susah pak. Apalagi sekarang, harus kehilangan rumah dan barang-barang karena banjir bandang kemarin,” ujar Sudiana yang mengaku tidak mampu melanjutkan pengobatan putra semata wayangnya itu.
Sudiana yang kesehariannya hanya bekerja sebagai buruh lepas ini mengaku sudah tidak memiliki apa-apa lagi bahkan untuk mengobati anaknya yang semakin memburuk. Pasalnya, ukuran lingkar kepala awal yang sebesar 39 sentimeter kini sudah hampir sama dengan ukuran kepala orang dewasa.
Menurut medis, lanjut Sudiana, putranya yang menderita penyakit Hidrochephalus sejak kecil itu di duga akibat virus bulu kucing. Walaupun tidak seperti anak pada umumnya, namun Sudiana mengaku tetap berusaha untuk bisa menyekolahkan sang putra.
“Rencana tahun depan akan dimasukan ke taman kanak-kanak jika ada biaya. Walaupun kondisinya seperti ini (Menderita sakit, Red) tapi saya tetap ingin melihat dia sekolah,” papar Sudiana ketika dikonfirmasi media.
Dikonfirmasi tentang keseharian bayi malang tersebut, Sudiana mengaku memang tidak seperti anak normal lainnya. Putranya tidak bisa ikut berlari seperti kawan-kawan seusianya dan cepat mengalami lelah. Pengawasan pun tetap dilakukan ketika anaknya itu bermain dengan kawan-kawan seusianya.
Hanya saja, rasa sakit pada bagian kepala yang luar biasa sering dialami sang putra ketika kumat dan keluar lender bening lewat kemaluan Sudi Arjana.
Ayu Pastika yang menyaksikan kondisi Sudi Arjana mengaku sangat prihatin dan berjanji akan mengusahakan upaya medis terhadap bayi malang di Denpasar. Sebab, tiap tiga bulan sekali bayi tersebut harus melakukan kontrol medis terkait sakit yang dialaminya itu.
Selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Bali, istri Gubernur Bali ini juga mengaku akan memberikan fasilitas lain berupa rumah singgah ketika anak tersebut melakukan kontrol medis di Denpasar. Menurutnya, harus dilihat secara medis terlebih dahulu tentang kondisi anak malang tersebut sehingga bisa dipastikan tindakan apa yang nanti akan dilakukan terhadapnya.adi
Komentar