PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bermasalah, Proyek Penggeladakan Rp 1 Miliar Jalan Gunung Bau Mangkrak

Sabtu, 13 Februari 2016

00:00 WITA

Buleleng

4263 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Proyek penggeladakan akses jalan yang baru dibuka tahun 2014 untuk menghubungkan Desa Gunung Bau – desa Belanga dan Binyan, Kintamani, Bangli sampai saat ini mangkrak. Padahal, proyek senilai Rp 1 miliar yang bersumber dari bantuan Bupati Bangli saat itu, direncanakan membuka jalan sepanjang 2,1 kilometer. Hanya saja, setelah proyek berjalan, badan jalan yang bisa dikerjakan baru sepanjang 1,8 kilometer. Dan, ironisnya dari panjang tersebut, yang berhasil digeladak hanya sepanjang 1.300 meter. Sisanya, sekitar 500 meter mangkrak. Bahkan saat ini, pembukaan jalan yang dimaksudkan untuk memperpendek jarak tersebut tidak bisa dilalui sama sekali akibat tergerus longsoran. Usut punya usut, proyek penggeladakan yang semestinya ditenderkan justru dikerjakan secara swakelola.

Sesuai pantauan di lokasi, Jumat (12/02/2016), sejumlah material berupa besi, pasir dan ratusan sak semen dibiarkan membatu. Kuat dugaan, pengerjaan proyek tersebut bermasalah sejak awal perencanaan. Salah seorang warga Wayan Ganti menuturkan, sejatinya keberadaan jalan tersebut sangat dibutuhkan warga untuk memperpendek jarak. Hanya saja, kini  kondisi jalan tersebut rusak parah sehingga tidak bisa dilalui kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. ‘’Sejak hujan turun jalan tergerus sehingga tidak bisa dilalui,’’ ujarnya.

Selain proses penggaladakannya nungkak hampir 300 meter, pembuatan jembatan penghubung di Tukad Melunjung juga gagal dilakukan. Penyebabnya, medan yang dilalui rusak sehingga kendaraan tidak berani membawa material bangunan ke lokasi tersebut. Padahal material bangunan berupa batu, besi dan ratusan zak semen sudah siap. Tetapi entah kenapa pembuatan jembatannya batal. “Kini ratusan zak semen dibiarkan membantu di lokasi tersebut. Demikian juga besinya masih menumpuk dan mulai karatan di sana, tanpa ada kejelasan kapan pembangunannya dilanjutkan’’ bebernya.

Hal yang sama juga disampaikan Sang Kompyang Arta. Dijelaskan, tanah dekat lokasi yang direncanakan untuk membuat jembatan juga mulai longsor sehingga sama sekali tidak bisa dilalui. Untuk ke desa tetangga, warga terpaksa mengambil jalan memutar yang jaraknya hampir 17 kilometer. “Kondisi jalannya benar-benar tidak bisa dilalui sejak lima bulan terakhir, akibat longsor yang terjadi di jalan yang rencanakan akan dibangun jembatan. Kondisi jalan benar-benar sudah terputus,” keluhnya.

Disisi lain, panitia pembukaan dan penggeladakan jalan Wayan Surata mengakui, proyek yang dikerjakan swakelola itu memang mangkrak. Dibeberkan, pembukaan dan penggeladakan jalan yang melintasi tiga desa tersebut mendapat jatah dana Rp 1 miliar. Dana tersebut berasal dari bantuan Bupati Bangli pada saat kemepimpinan Bupati Made Gianyar. Dijelaskan, dana Rp 1 miliar itu digunakan untuk pembukaan jalan mulai dari sewa alat berat hingga penggeladakan. Bahkan untuk pembuatan jembatan, pihaknya telah membeli besi, batu, pasir termasuk 300 zak semen. Hanya karena terbentur waktu pelaksanaan, proyek itu gagal dikerjakan sehingga dilakukan pengembalian dana ke Pemkab Rp 190 juta. Sedangkan dana yang telah terpakai dari proses pembukaan hingga penggeladakan Rp 800 juta lebih. ‘’Jembatan tidak bisa dikerjakan karena medannya jelek. Kendaraan tidak ada yang berani ke sana membawa material,’’ ujarnya berkilah.

Padahal diakui, sesuai perencanaan awal, dana Rp 1 miliar digunakan untuk membuka jalan sepanjang 2,1 kilometer. Tetapi setelah proyek berjalan, badan jalan yang mampu dirampungkan hanya sepanjang 1,8 kilometer. Sementara yang berhasil digeladak hanya sepanjang 1.300 meter. Sehingga sisanya mangkrak. Meski demikian, karena jalan tersebut sangat dibutuhkan, dia berharap Pemkab Bangli turun tangan dan mengambil alih proyek tersebut tanpa lagi melalui swakelola.

Lantas kenapa sebelumnya diswakelolakan? Surata menjelaskan, karena memang keinginan masyarakat dan karena arahan Bupati Bangli saat itu untuk memberdayakan masyarakat. Yang pasti, akibat mangkrak proyek tersebut  penyidik kepolisian dan BPK sempat turun menyelidiki masalah itu. Tetapi menurutnya, kasusnya tidak berlanjut karena dana tersebut benar-benar digunakan untuk proses pembukaan dan penggeladakan jalan. “Peruntukan anggaran sudah jelas. Harapan kami sekarang Pemkab Bangli agar melanjutkan proyek tersebut,’’ pungkasnya.ard


Komentar

Berita Terbaru

\