Hasil Survey, Pemilih Banyak Ngaku Sakit Dan Malas Memilih

  • 01 Februari 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3113 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com – Guna mengetahui penyebab turunnya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada Bangli 9 Desember 2015, KPU Bangli akhirnya merampungnya surveynya. Alhasil, sesuai hasil survey kebanyakan masyarakat yang tidak memilih karena sakit sebanyak 59 persen dan males memilih sebanyak 32 persen. Hal ini disampaikan Ketua KPU Bangli Dewa Agung Lidartawan dalam acara Evaluasi dan Apresiasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2015 yang digelar di Gedung BMB Pemkab Bangli, Senin (1/2/2016).

Dijelaskan, survei partisipasi pemilih dilakukan dengan melibatkan petugas PPK serta sejumlah mahasiswa Unud. Survey dilakukannya dengan metode random sampling di empat kecamatan tersebut, sebagian besar warga yang dijadikan sampel mengaku tahu bahwa pada 9 Desember lalu digelar hajatan Pilkada. Kendati demikian, tetap saja banyak warga yang tidak mau menyalurkan hak suaranya ke TPS. Dibeberkan, dari ratusan warga yang dijadikannya sampel, sebanyak 59 persen persen memilih tidak datang ke TPS karena alasan sakit. Sebanyak 32 persen warga lainnya mengaku enggan ke TPS karena malas. “Saat ditanya kenapa malas, ya jawaban mereka karena malas saja ke TPS. Selain karena sakit dan malas, ada juga warga yang mengaku tidak datang ke TPS karena alasan tidak mendapat formulir C6,” ungkapnya.

Meski ada banyak warga yang tidak datang ke TPS untuk memilih dengan berbagai alasan, namun sebagian besar warga tersebut masih tetap menginginkan Pilkada dilaksanakan secara langsung. Terkait kepuasan warga terhadap penyelenggaraan dan kinerja penyelenggara, sebagian besar juga menjawab puas. Selanjutnya sesuai hasil survey, Lidartawan menyimpulkan ada beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi. Diantaranya, masyarakat ingin sosialisasi pilkada yang berbalut seni dilaksanakan sampai ke tingkat desa, banjar maupun dusun.

Tak hanya itu sosialisasi diharapkan dapat mengikutsertakan calon. Mengenai kampanye, jumlah dan jenis alat peraga kampanye agar diperbanyak serta digunakan secara maksimal. “Berdasarkan hasil survey ini kami akan lakukan upaya perbaikan pada Pilkada 2018 mendatang,” kata Lidartawan. Sebelumnya, Lidartawan juga menjelaskan latar belakang pelaksanaan survey dilakukan karena turunnya tingkat partisipasi pemilih pada pelaksanaan Pilkada Banglil 2015 lalu. Dimana pada Pilkada 2010 lalu, tingkat partisipasi pemilih saat itu mencapai 84,18 persen. Tetapi dalam Pilkada 9 Desember lalu, angka golput meningkat dengan partisipasi pemilih hanya 72,28 persen.

Sementara itu, dalam sambutan Pj Bupati Bangli yang dibacakan Kepala Badan Kesbangpolinmas Nyoman Terus Arsawan menyampaikan ungkapan terimakasih kepada seluruh masyarakat Bangli yang telah berpartisipasi melancarkan jalannya pesta demokrasi 9 Desember lalu. Soal terjadinya penurunan tingkat partisipasi pemilih, kata dia, diperlukan pendidikan politik agar lebih ditingkatkan terutama kepada pemilih pemula. “Pendidikan politik kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan. Dan, itu menjadi tanggungjawab kita bersama,” tegasnya.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER