Tumpukan Balok Batu Di Desa Tinggarsari Masih Misterius

  • 01 Februari 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 5606 Pengunjung

Buleleng, suaradewata.com – Sejarah keberadaan tumpukan balok-balo batu yang berada di Desa Tinggarsari, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, masih misterius. Sedangkan, masyarakat masih bertahan dengan mitos tentang pembentukan gunung yang gagal berlangsung. Hal itu dikatakan, Perbekel (Kepala Desa) Tinggarsari, Ketut Parbawa, Senin (1/2).

Menurut Parbawa, balok-balok batu yang berdiameter sekitar 50 cm tersebut berada diatas sebidang tanah kawasan perbukitan seluas 4 hektare. Sebagian besar terlihat masih dalam kondisi tertanam dan hanya ujungnya yang tampak. Keberadaan balok-balok kayu di komplek Pura Batur Gangsingan tersebut juga sering dikunjungi oleh wisatawan lokal bahkan mancanegara.

Yang menjadi daya tarik, lanjutnya, bentuk dan letak balok-balok batu tersebut yang seolah sengaja disusun dan bukan tercipta dari sebuah prose salami. Bukan hanya ukuran panjangnya yang hampir sama, melainkan posisi yang tersusun vertikal dan beberapa ada yang horizontal menjadi keunikan tersendiri.

“Yang menyusun balok batu sebesar itu tentu bukan manusia biasa. Terlebih mengangkatnya pun tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang kecuali dengan bantuan alat berat,” ujar Parbawa yang mengaku turut heran.

Menurutnya, diperkirakan masih banyak balok batu yang masih tertimbun di dalam tanah. Dan keberadaannya pun, lanjut Parbawa, diperkirakan sudah sejak jaman leluhur yang tentunya belum ada keberadaan alat berat di kawasan tersebut.

Parbawa mengaku, sampai saat ini belum ada satu pun prasasti atau sumber sejarah yang mengungkap keberadaan balok-balok batu di kawasan dengan ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut (Mdpl).

Selain kepada pihak pemerintah kabupaten dan provinsi Bali, Parbawa mengharap ada pihak yang bisa mengungkap keberadaan balok-balok batu tersebut. Kejelasan terkait dengan sejarah keberadaan tempat itu tentu berkaitan dengan kunjungan wisata yang belakangan mulai ramai dan menuntut penjelasan dari keberadaan kawasan unik itu.

“Perlu ada sejarawan atau arkeolog yang terlibat. Sebab rencananya kami pun ingin segera lakuka penyusunan sejarah keberadaan balok batu itu. Sehingga bisa disampaikan kepada para wisatawan yang berkunjung ke lokasi dan menambah kunjungan untuk ke depannya,” ungkap Parbawa.

Menurutnya, objek kawasan balok-balok batu tersebut bisa dipaketkan dengan objek wisata air terjun Desa Tinggarsari yang juga kerap kali didatangi oleh wisatawan. Tak hanya itu saja, keberadaan Pura Batur Gangsingan yang sangat dekat dengan lokasi balok batu pun turut sering dikunjungi oleh masyarakat.

Hal tersebut disebabkan kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat terkait dengan keberadaan pura tersebut yang melambangkan kemakmuran. Beberapa kelompok petani maupun perorangan sering kali memohon kesuburan dan hasil panen melimpah ketika mendatangi Pura Batur Gangsingan.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER