Hujan Picu Banjir Dan Rendam Perkantoran Serta Pemukiman Warga Di Buleleng

  • 26 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2896 Pengunjung

Buleleng, suaradewata.com  Kondisi hujan yang masih mengguyur Kabupaten Buleleng tak sekedar menimbulkan Bendana Tanah Longsor dan Banjir Bandang disejumlah kawasan. Kantor pemerintahaan setempat dan sejumlah pemukiman warga pun tergenang air dan menghambat sejumlah aktifitas rutin.

Seperti yang terjadi di Kantor Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Buleleng yang terletak di Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng. Bangunan kantor tersebut telah terandam banjir dengan ketinggian air mencapai 25 sentimeter sejak Senin (25/1). Kegiatan tugas kantor tersebut pun lumpuh total hingga Selasa (26/1).

“Kemarin air naik sekitar pukul 16.00 Wita karena curah hujan yang tinggi dan keberadaan kantor kami tidak jauh dari sungai yang terletak di sebelah timur bangunan yang meluap karena tidak mampu menampung debit air yang begitu banyak,” ujar Kepala Kantor, Ketut Nerda, ketika dikonfirmasi media.

Kerusakan sejumlah peralatan elektronik seperti komputer kerja pun tidak dapat dihindari akibat banjir terjadi ketika pegawai kantor Dishutbun sudah pulang. Namun, lanjut Nerda, sejumlah dokumen penting milik Dishutbun bisa terselamatkan dari rendaman air yang diiringi hujan di kawasan tersebut.

“Beberapa komputer yang terkena rendaman air masih kita cek kondisinya apakah masih bisa dipakai dan diambil datanya atau memang sudah rusak sama sekali. Tapi beberapa data penting seperti pertanggungjawaban keuangan sudah disalin ke laptop dan dalam kondisi aman,” kata Nerda yang sempat khawatir kehilangan data keuangan Dishutbun Buleleng.

Sementara ditempat lain tepatnya Kelurahan Seririt, sejumlah rumah pun sempat terendam banjir dengan ketinggian hampir mencapai lutut orang dewasa. Tercatat sebanyak 48 Kepala Keluarga yang rumahnya terendam akibat tingginya curah hujan di Bumi Panji Sakti belakangan hari.

Beberapa titik di kawasan Kelurahan Seririt merupakan salah satu wilayah yang menjadi langganan banjir ketika musim penghujan tiba. Sudah menjadi fenomena rutin tahunan tentang genangan air yang berlangsung lebih dari sehari merendam bangunan perumahan warga. Hal tersebut disampaikan Camat Seririt, Nyoman Riang Pustaka, ketika dikonfirmasi media terkait kawasan langganan banjir tersebut.

Menurut Pustaka, langganan banjir di Kelurahan Serirt disebabkan karena beberapa pemukiman yang terendam berada pada dataran yang lebih rendah. Selain itu, lanjutnya, tidak adanya drainase atau saluran irigasi perumahan pun menjadi penyebab pendukung banjir yang tidak pernah absen setiap tahun dikawasan tersebut.

Menurut Riang, solusi untuk penanganan banjir dikawasan tersebut memang cukup sulit dilakukan karena membutuhkan anggaran dana yang  besar untuk menyelesaikannya. Pembangunan saluran drainase dikawasan tersebut tidak membutuhkan biaya yang kecil dan sudah beberapa kali diwacanakan sejak tiga tahun lalu.

Air yang datang sebagian besar bersumber dari jalan raya yakni Jalan Diponegoro. Yang faktanya tidak terdapat drainase untuk menampung luapan air hujan agar tidak mengalir ke pemukiman yang lebih rendah. Hal tersebut pun tak luput menjadi usulan setiap tahun kepada pihak Balai Wilayah Jalan Bina Marga.

“Sudah pernah diukur sekitar tiga tahun lalu. Tapi sampai saat ini belum ada kegiatan pembangunan. Ini menjadi kendala karena kewenangan mengusulkan hingga realisasi untuk membangun gorong-gorong tersebut bukan pada kami,“ papar Pustaka.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER