Tol Kuta - Tanah Lot Optimis Terealisasi

  • 26 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3467 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Komisi III DPRD Bali akhirnya menggelar rapat dengar pendapat dengan manajemen PT Waskita Toll Road (WTR), anak perusahaan PT Waskita Karya, dan PT Perusahaan Daerah (Perusda) Bali terkait pembangunan jalan Tol Kuta - Canggu - Tanah Lot, di Gedung Dewan, Senin (25/1). Dalam rapat tersebut, terungkap optimisme bahwa megaproyek ini dapat terealisasi.

Optimisme ini muncul, menyusul masalah penyertaan modal sebesar Rp1,2 miliar dari PT Perusda Bali untuk kepentingan feasibility study (FS) dan detail engineering design (DED) Tol Kuta - Canggu - Tanah Lot, sudah mendapatkan solusi. Konon, dana tersebut didapatkan dari keuntungan pengelolaan aset oleh PT Perusda Bali.

"Intinya, kami mendorong agar tol ini segera terwujud. Apalagi pembangunan tol ini mendapat dukungan luas dari masyarakat," kata Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba, usai rapat tersebut.

Dalam rapat tersebut, imbuhnya, terungkap bahwa studi kelayakan tetap dilaksanakan oleh PT WTR, meskipun sempat ada polemik terkait belum adanya penyertaan modal dari PT Perusda Bali. "Di sisi lain, PT Perusda ternyata memiliki opsi terkait dana untuk penyertaan modal ini. Jadi kita optimis, ini akan berjalan sesuai rencana," tegas Tamba.

Khusus mengenai rute Tol Kuta - Canggu - Tanah Lot yang dirancang PT WTR dan dipaparkan dalam pertemuan tersebut, Tamba mengaku, lebih ideal dibandingkan dengan studi awal. Ia yakin, dengan rute baru ini, maka biaya yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan jauh lebih kecil.

"Dengan kondisi seperti ini, kita inginkan agar semuanya berjalan sesuai rencana. Kita ingin, tol ini beroperasi tahun 2021 sebagaimana direncanakan," ujar Tamba, yang juga anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Bali.

Sementara Direktur PT WTR Herwidiakto, menegaskan, saat ini pihaknya tetap menjalankan studi kelayakan untuk megaproyek Tol Kuta - Canggu - Tanah Lot. Ia cukup yakin, tol ini layak. Hanya saja sebagian besar kendala dalam pembangunan toll di Indonesia, kata dia, adalah terkait pembebasan lahan. Apalagi dengan harga tanah di Bali yang cukup tinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.

Karena itu, apabila masalah pembebasan lahan ini kesulitan dilakukan oleh investor, ia mendorong agar bisa dicarikan skema. "Misalnya pembebasan lahan dibiayai APBN. Atau seperti di beberapa daerah, pembebasan lahan dilakukan oleh pemerintah daerah," tutur Herwidiakto.

Khusus mengenai desain Tol Kuta - Canggu - Tanah Lot ini, diakuinya sebagian akan berupa jalan layang. "Untuk pembangunannya, nanti dari konsorsium. Dan PT Perusda Bali akan kita libatkan dalam pembangunannya nanti," jelasnya.

Adapun Dirut PT Perusda Bali Nyoman Baskara, menegaskan, dalam waktu tiga bulan ke depan pihaknya diproyeksikan mendapatkan keuntungan sekitar Rp3 miliar. Nantinya, dana tersebut akan dimanfaatkan untuk penyertaan modal ke PT WTR untuk kepentingan studi kelayakan Tol Kuta - Canggu - Tanah Lot.

Dana Rp3 miliar tersebut, di antaranya didapatkan dari pemanfaatan lahan yang merupakan aset PT Perusda Bali di Tohpati, untuk Kertalangu Park di Tohpati. Selain itu, dana juga diperoleh dari pemanfaatan lahan di Sangiang untuk dikelola menjadi Sangiang Eko Park. "Mudah-mudahan keduanya berjalan sesuai rancangan kami," pungkas Baskara.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER