Rara Hita Hadiri Pembukaan Konferensi Wilayah X PPTI Bali

  • 03 Desember 2021
  • 19:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 1508 Pengunjung
Situasi pembukaan konferensi wilayah X Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Bali di Ruang Madya Gosana lantai III Kantor Sekretariat DPRD, Jumat, (03/11/2021), Foto/Angga

Badung, suaradewata.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung, Ni Luh Putu Gede Rara Hita Sukma Dewi hadiri pembukaan konferensi wilayah X Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Bali di Ruang Madya Gosana lantai III Kantor Sekretariat DPRD, Jumat, (03/11/2021). Kegiatan tersebut bertemakan "Dengan Konferensi Wilayah X PPTI Bali Kita Tingkatkan Peran PPTI Dalam Mewujudkan Eliminasi TBC tahun 2030".

Anggota DPRD Badung, Ni Luh Putu Gede Rara Hita Sukma Dewi yang mewakili Ketua DPRD Kabupaten Badung, Putu Parwata mengatakan tentu dengan adanya konferensi wilayah X ini sudah jelas adanya kepengurusan yang baru, untuk itu dirinya mengucapkan terimakasih kepada pengurus yang lama karena sudah menjalankan kewajibannya programnya dengan baik di masa baktinya dan sekaligus mengucapkan selamat kepada kepengurusan yang baru beserta jajarannya semoga bisa membawa program-program PPTI ini ke arah yang lebih baik. Karena mengingat PPTI ini adalah jembatan bagi masyarakat khususnya penderita TBC bisa mendapat perhatian dari pemerintah. Selain itu, dirinya juga sempat berbincang sedikit dengan ketua PPTI, bahwa angka kasus TBC ini adalah nomer 2 di Indonesia. 

"Jadi menurut saya sudah sepatutnya pemerintah memberikan perhatiannya karena ini terkait dengan kesehatan masyarakat," ucap Rara Hita.

Rara Hita pun berharap, dengan adanya konferensi wilayah X PPTI Bali ini semoga kedepannya PPTI bisa tetap menyentuh masyarakat khususnya yang penderita TBC hingga sampai ke pelosok. Dan masyarakat Indonesia bisa semakin sehat, khususnya penderita TBC juga bisa mendapat fasilitas penyembuhan maupun fasilitas pengobatan yang baik.

"Tentu ini tidak lepas dari perhatian dan juga bantuan dari pemerintah," harapnya.

Kadis Kesehatan provinsi Bali Dr. Suarjaya yang mewakili Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, selama ini PPTI sudah berperan sangat aktif dalam upaya mulai pencegahan dan penanggulangan TBC. Kemudian dalam upaya pelayanan pengobatan juga membantu masyarakat dalam pengawasan minum obat. 

"Selama ini kami rasakan dan mungkin PPTI wilayah Bali termasuk yang sangat aktif di Bali ini. Karena memang baik di Provinsi dan Kabupaten Kota ini didukung memang tenaga tenaga yang memang walaupun sebagai relawan tapi juga memiliki komitmen yang baik untuk penanggulangan TBC," kata Dr. Suarjaya.

Untuk di Bali memang penemuan kasus sejak pandemi Covid-19 ini agak menurun dan seluruh Indonesia pun juga menurun. Karena angka penemuan kasus belum mencapai target 44 persen, hanya baru mencapai 34 persen dalam penemuan kasus. Kemudian angka kesembuhannya juga sangat banyak. Untuk angka kesembuhan TBC di Bali sudah mencapai 90 persen, artinya 90 persen orang yang terdeteksi menderita TBC diobati sudah sembuh dan 10 persennya belum sembuh. 

"Hanya ada 10 persen yang belum, sehingga ini berpotensi bisa menjadi resisten dan meninggal. Ini menjadi perhatian kita bersama karena kasus resistensi obat pada TBC ini berdampak pada meningkatnya gejala gejala yang berat bahkan meningkatnya angka kematian," ujarnya.

Ia menjelaskan, temuan tertinggi TBC di Bali ada di Buleleng dan Denpasar, namun dengan pengobatan yang tepat sebenarnya TBC itu dapat disembuhkan dengan kemauan yang tepat dan waktu yang tepat sehingga TBC ini mudah disembuhkan.

"Sering kasus yang tidak sembuh itu karena drop out minum obat. Memang disadari karena pengobatannya masuk jangka waktu cukup lama dan obat yang diminum cukup banyak ini kadang kadang menimbulkan tidak kedisiplinan. Karena efeknya agak lambat karena harus minum lama ini yang menyebabkan penderita itu drop out makanya ini perlu pengawas minum obat," jelasnya.ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER