Deklarasi Ubud Tertib Berlalu Lintas, Parkir Penyebab Macet Akan Diderek

  • 19 Juli 2018
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 2347 Pengunjung
suaradewata

Gianyar, suaradewata.com – Polres Gianyar dan Pemkab Gianyar mengajak seluruh komponen masyarakat dan pengusaha di Ubud, untuk mendeklarasikan “Ubud Tertib Berlalu Lintas”, Rabu (18/7). Dengan deklarasi Ubud Tertib Berlalu Lintas, diharapkan pelanggaran parker yang sering menjadi penyebab kemacetan di Ubud semakin berkurang menjelang penyelenggaaaan Annual Meeting of the International Monetary Fund (IMF) and World Bank Group Oktober 2018 mendatang.

Kapolres Gianyar, AKBP Priyanto Priyo Hutomo menjelaskan Deklarasi ini disepakati setelah berdiskusi panjang bersama tokoh Puri Ubud dan Instansi terkait. Setelah dideklarasikan, Ubud tertib berlalu lintas ini akan disosialisasikan secara masif kepada seluruh masyarakat Ubud. Selanjutnya, isi deklarasi ini akan disosialisasikan dan dibagikan secara door to door ke seluruh toko di sepanjang Ubud. Sementara instansi terkait akan melakukan patroli. “Siapapun yang masuk Ubud, sudah terikat oleh deklarasi ini. Dikosongkan areal jalan dari parkir kendaraan. Jika melanggar, kita didukung oleh Dishub untuk melakukan penderekan. Masyarakat harus mau berubah,” tegas AKBP Priyanto.

Ditambahkan, sejumlah destinasi wisata yang akan dikunjungi para delegasi IMF seperti Pasar Ubud, Puri Ubud, Monkey Forest dan destinasi budaya. Secara teknis, pihak kepolisian pun sudah menentukan titik-titik ruas jalan yang dilarang parkir. “Tetap akan kita utamakan preventif (imbauan, red). Tapi jika sudah terbukti melanggar, kita tertibkan,” jelasnya. Untuk diketahui, deklarasi ini berisi 7 pernyataan. Diantaranya : 1. Mendukung penataan Ubud sebagai kawasan pariwisata yang lebih baik. 2: Turut serta menjaga situasi kamtibmas khususnya lalu lintas demi terciptanya keamanan, keselamatan, ketertiban serta kelancaran berlalulintas. 3: Bersedia mematuhi aturan lalulintas mengenai larangan parkir di ruas jalan yang telah ditetapkan. 4: Pemilik usaha, karyawan atau karyawati, penghuni, pengunjung serta masyarakat pengendara dan pengemudi kendaraan bersedia parkir di tempat fasilitas parkir yang tersedia. 5: Bersedia mendukung petugas kepolisian dan instansi terkait dalam penegakan hukum di bidang lalu lintas. 6: Bersedia menerima sanksi apabila melakukan pelanggaran lalu lintas sesuai undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. 7 : Dalam hal upacara adat dan keagamaan, penggunaan ruas jalan selain kepentingan lalu lintas akan berkoordinasi dengan kepolisian dan instansi terkait.

Sementara menurut Ketua Bina Wisata Ubud, Tjokorda Ngurah Suyadnya kemacetan Ubud sudah menjadi masalah turun temurun. Satu sisi banyak dikeluhkan, sisi lain justru pelaku pariwisata bersyukur. Sebab ‘Macet’ menunjukkan bahwa perekonomian di Ubud hidup. “Sekarang kalau kita membahas kemacetan di Ubud, tentu harus ada solusi. Seluruh potensi yang ada, harus punya satu persepsi yang sama. Yaitu niat untuk sungguh-sungguh memperbaiki Ubud, saya yakin pasti ada solusi,” ujar tokoh Puri Agung Ubud yang akrab disapa Cok Wah ini.

Dengan deklarasi ini, kata Cok Wah paling tidak akan membantu meminimalkan kemacetan. “Ini adalah niat baik,” ujarnya. Pihaknya pun meminta pada warga lokal Ubud untuk mendukung deklarasi ini. “Warga lokal itu sebenarnya bamper pertama. Kalau orang lokal gak sadar, orang lain mengekor. Memang kadang ewuh pakewuh, tapi jika orang lokal tidak bisa menjaga daerahnya sendiri itu orang luar menurut saya,” terangnya.  

Sementara Kadis Perhubungan Gianyar, Wayan Artana dalam mendukung deklarasi ini sudah menyiapkan satu unit mobil derek. Mobil ini akan digunakan bilamana ada pelanggaran parkir atau ada kendaraan yang mengganggu ketertiban lalu lintas. “Sarana yang kita siapkan satu unit mobil derek, 20 kunci roda, dan 2 unit sutlebus hibah dari Bank BNI kemarin,” jelasnya.

Diakui Artana, mengatur lalulintas di Ubud cukup rumit. Terbukti selama dilakukan penataan dan rekayasa lalin kerjasama dengan Satlantas Polres Gianyar sejak Desember 2017 lalu, sejumlah ruas jalan di Ubud masih terlihat padat. “Sampai sekarang hasilnya mulai tampak, meski sana sini perlu kita benahi lagi. Tapi saya meyakini bahwa kita akan bisa tata Ubud lebih baik kedepannya,” ujar Artana. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER