Pernak Pernik Lovfest 2023, Kuliner Tradisional Menggugah Lidah Internasional 

  • 23 Juli 2023
  • 17:10 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1692 Pengunjung

Buleleng, suaradewata.com- Lovina Festival (Lovfest) 2023 tidak hanya memikat wisatawan mancanegara (wisman) dengan pertunjukan seni budaya, namun juga menjadi ajang wisatawan untuk menjajal kuliner khas Buleleng.

 

Terpantau, sejumlah wisman membeli masakan khas Buleleng yang dijajakan pada sejumlah stand kuliner binaan Dinas DagperinkopUKM Buleleng. Salah satunya adalah Alena Moréno asal Prancis.

 

Hadir ke Lovfest 2023 pada hari terakhir kunjungannya, Alena menyempatkan diri untuk membeli bubur mengguh dan blayag khas Tejakula, dibungkus untuk dibawa pulang. Ini merupakan pertama kali dirinya membeli makanan tersebut.

 

"Aku pernah mencoba nasi goreng dan gado-gado. Kalau kuliner khas Bali sih, pernah makan pepes tuna," ujar Alena.

 

Bumbu masakan khas Bali pada umumnya mengandung bumbu yang kuat dan rasa yang pedas. Namun, Alena mengaku tidak takut mencobanya. Malah, dirinya merupakan penggemar masakan pedas.

 

"Masakan Bali sangat enak, rasanya pas, tidak terlalu kering, seperti pepes itu aku memakannya juga dengan nasi," imbuhnya.

 

Pada kunjungan berikutnya, Alena ingin mencoba memasak masakan Bali sendiri. Ia mempertimbangkan untuk mengambil kelas memasak.

 

"Aku akan ikut kelas memasak, aku akan mencoba banyak bumbu, rempah-rempah, memasaknya dengan nasi dan ayam," tutup Alena.

 

Senada juga disampaikan oleh Hector Cuenca, wisman asal Spanyol. Dirinya mengaku, jika ada seseorang yang menanyakan makanan apakah yang paling disukainya di Bali, maka itu pertanyaan yang sangat sulit dijawab karena Hector menyukai semuanya.

 

"Aku suka masakan Bali karena cenderung sangat pedas, mungkin kebanyakan orang barat tidak kuat memakan makanan pedas, tetapi aku menyukainya," jelas Hector.

 

Pengalaman yang menyenangkan Hector rasakan setiap mengunjungi pedagang kuliner lokal. Dirinya menyukai konsep penyajian lauk dan sayuran yang disajikan seluruhnya, sehingga ia dapat memilih lauk favoritnya atau mencoba yang baru.

 

Sementara dari pihak pelaku usaha kuliner, Nyoman Sudi Paharta asal Desa Tejakula menjual masakan khas daerahnya yaitu blayag dan mengguh. Bersama dengan keluarga, dirinya berkesempatan berjualan pada lapak UMKM kuliner tradisional binaan Dinas DagperinkopUKM Buleleng. Sudi mengaku terdapat beberapa wisman yang bebelanja di tempatnya.

 

"Lumayan, saya mengikuti 1 hari full kegiatan di sini kemarin pada hari pertama, ada sekitar 8 orang wisman yang membeli di kami, hari kedua ini juga ada beberapa," ungkapnya.

 

Menurut pengamatan Sudi, kebanyakan dari wisman itu belum pernah mencoba makanan khas Tejakula seperti yang dirinya jajakan. Namun, karena penyajiannya yang unik, mereka tertarik untuk memesannya.

 

"Mereka melihat mungkin kan, makanannya di sini unik karena organik dan dibungkus dengan daun," imbuh Sudi.

 

Melihat banyak wisman yang antusias terhadap makanan tradisional seperti yang dirinya jajakan, Sudi berharap masakan tradisional khas Desa Tejakula dapat dikenal lebih luas lagi. sad/adn


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER