Kisah Menyatunya Tri Murti dan Tri Pitaka Dalam Pentas Sendratari Maharatu Pramodawarddhani

  • 26 Juni 2023
  • 16:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1625 Pengunjung
Istimewa

Klaten, suaradewata.com - Sendratari Maharatu Pramodawarddhani pentas perdana di hadapan umum. Pementasan pada senja hingga matahari terbenam tersebut digelar tepat menghadap Candi Plaosan, Prambanan, Klaten pada Sabtu (24/6/23).

 

Pramodawarddhani digambarkan dalam Prasasti Kayumwungan (824 M), yang sekarang tersimpan di Museum Nasional dengan Nomer Inventaris D27 dan D34, sebagai sosok yang memiliki sifat-sifat seorang raja, penuh kebajikan, berhati lembut, dan berbakti kepada dharma. Pramodawarddhani juga digambarkan memiliki kecantikan yang melebihi rembulan, gaya berjalannya seperti angsa, suaranya seperti suara tekukur, dan matanya seperti mata kijang. Pramodawarddhani berperan besar dalam pembangunan Candi Borobudur dan Rakai Pikatan membangun Candi Prambanan.

 

Sosok Pramodawarddhani yang digambarkan dalam Prasasti Kayumwungan inilah yang kemudian diinterpretasikan pada sendratari yang hari ini untuk pertama kalinya dipentaskan di hadapan umum. Sendratari ini dirancang dan dipersiapkan oleh Medang Heritage Society, Yasatri, Sanka Heritage, dan Benawi Enterprise.

 

Sendratari dipentaskan di venue Candi Kembar yang bersebelahan dengan Candi Plaosan. Candi Plaosan merupakan situs sejarah sentral yang ditonjolkan dalam sendratari tersebut, karena dibangun oleh Rakai Pikatan yang menjadi suami Pramodawarddhani. Candi Plaosan menjadi salah satu bukti cinta sejati Rakai Pikatan dan Pramodawarddhani, candi yang merupakan sebuah biara yang indah. Biara yang melambangkan persatuan cinta abadi antara pemuja Siwa dan Budha.

 

Biara suci yang akan terus dikenang sepanjang masa, hakekat tertinggi Tri Murti dan Tri Pitaka bersatu. Satu kesatuan, seperti halnya, cintanya Rakai Pikatan kepada permaisurinya Pramodawarddhani.

 

Pemeran utama dalam sendratari tersebut, Ni Putu Pradjna Paramitha Sadu mengungkapkan dirinya dengan sangat bangga dapat memerankan tokoh Pramodawarddhani. Ia merasa kesempatan memerankan tokoh Pramodawarddhani adalah satu bentuk pemujaan kepada sosok aslinya.

 

“ Bangga bisa memperkenalkan cerita yang sesungguhnya kepada masyarakat tentang sejarah berdirinya Candi Plaosan. Disamping juga memerankan tokoh ini adalah bentuk persembahan saya kepada beliau (Pramodhawardhani)” ungkap Pradjna yang merupakan sarjana antropologi lulusan UGM ini.

 

Penyelenggara berharap sendratari yang dihasilkan bermanfaat untuk dunia pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata di Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.ran/adn


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER