Eks NII di Bali Turut Merayakan HUT ke-77 RI

  • 18 Agustus 2022
  • 17:30 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2094 Pengunjung
Puluhan anggota eks NII di Bali mengikuti upacara HUT ke-77 RI di Denpasar. sd/ist

Denpasar, suaradewata.com - Upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-77 pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2022 kemarin, ternyata agak berbeda dari upacara peringatan pada tahun-tahun sebelumnya karena di berbagai media diberitakan keikutsertaan para mantan narapidana terorisme dan mantan anggota kelompok radikal baik sebagai peserta upacara maupun sebagai petugas pelaksana pada upacara tersebut.

Pelibatan para eks anggota kelompok radikal terorisme dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 di Bali juga dilaksanakan secara serempak pada 5 tempat upacara, yaitu di Lapangan Pemda Badung diikuti oleh 5 orang eks NII, di Pemkot Denpasar diikuti oleh 6 orang eks NII, di Polresta Denpasar diikuti oleh 8 orang eks NII, di Lapangan Wihara Budha Meitreya Gunung Soputan Denpasar diikuti oleh 8 orang eks NII dan di Aula Yayasan Bali Bina Umat Mandiri Sejahtera sebanyak 60 orang eks NII yang bertindak sebagai peserta dan petugas pelaksana upacara dengan Inspektur Upacara dari Perwira Satgaswil Bali Densus 88 AT Polri.

Sebelumnya pada tanggal 13 Agustus 2022, Polda Bali bersama-sama Kesbangpol Prov. Bali, Satgaswil Bali Densus 88 AT Polri, Binda Bali, FKUB, MUI, NU dan Muhamdiyah telah mengadakan acara Deklarasi Ikrar Setia kepada NKRI dan Pancasila serta Penguatan Wawasan Kebangsaan yang diikuti oleh 100 orang eks-NII Bali dengan Tausyah Moderasi dan Wawasan Kebangsaan disampaikan oleh Ustad Suparman Abdul Karim di Aston Hotel, Denpasar.

Pelibatan eks anggota NII yang sebelumnya terpapar radikalisme-terorisme dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Deklarasi Ikrar Setia kepada NKRI dan Pancasila, merupakan kelanjutan dari tahapan Pendekatan Persuasif yang terus dilakukan oleh Densus 88 AT Polri sebagai bagian dari upaya Non-Penal atau pencegahan tanpa pemidanaan. Pendekatan Persuasif dilaksanakan melalui 3 tahapan, meliputi tahap assessment berfungsi untuk identifikasi sasaran yang akan dilakukan pendekatan persuasif, tahap disengagement berfungsi untuk memisahkan atau memutuskan sasaran dari ikatan kelompoknya dan tahap rehabilitation merupakan pendekatan personal yang dilakukan dengan edukasi moderasi beragama (deideologi) serta penguatan nasionalisme dan wawasan kebangsaan.

Upaya merangkul yang terpapar radikalisme melalui edukasi moderasi beragama dan penguatan nasionalisme merupakan bagian dari komitmen Pimpinan Densus 88 AT Polri saat ini, yakni Irjen Pol. Martinus Hukom yang akan terus dilakukan sebagai bentuk keseriusan dalam mencegah dan mengantisipasi sedini mungkin setiap potensi ancaman terorisme yang ada di masyarakat dengan cara-cara yang sangat humanis berlandaskan prinsip-prinsip kesetaraan (equality), kepercayaan (trust) dan keberlanjutan (sustainable). rls/gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER