Penggiat Buruh : Iklim Investasi Baik, Apabila Iklim Perburuhan Baik

  • 02 Mei 2024
  • 10:35 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1293 Pengunjung
Komunitas Buruh Sejahtera Ki Guru Gede Karjana. Sad/SD/dok/ist

Buleleng, suaradewata.com - Di Hari Buruh Nasional pada 1 Mei 2024 ini, Ketua DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kabupaten Buleleng Luh Putu Ernila Utami, SE, SH mengatakan, "Mari kita jadikan semangat Hari Buruh sebagai pengingat untuk terus bergerak maju dan menciptakan dunia kerja yang adil dan sejahtera bagi semua." 

Menurutnya buruh memiliki peran yang besar bagi suatu negara. Bukan hanya berperan sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga sebagai pelaku utama pembangunan. Karena jumlahnya yang besar, maka buruh juga menjadi salah satu kekuatan utama dalam menentukan wajah masyarakat Indonesia secara keseluruhan. 

Ernila menepis anggapan buruh hanya sekedar simbol tapi tidak memiliki gerakan apa-apa. "Anggapan itu tidaklah benar. Dan kami tetap melakukan pergerakan dan aksi  yang kami salurkan atau aspirasikan ke kawan-kawan di tingkat nasional. Artinya semangat kami dalam berjuang tidak pernah berhenti. Dan kami  berjuang dan terus berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan demi masa depan yang lebih baik." jelasnya.

Dinamika buruh di Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng, Ernila mengakui memang berbeda dengan daerah luar Bali yang banyak ada industri dan pabrik. Apalagi pasca pandemi melanda di basis pariwisata. Namun demikian upah yang layak dan kondisi kerja yang aman diberikan kepada kaum buruh.

"Sistem kerja kontrak yang berulang ulang atau sistem outsourcing agar di hapus. Dan cabut omnibuslaw atau undang undang cipta kerja. Jadi hapus outsourcing dan tolak upah murah," tegasnya.

"Selamat Hari Buruh 1 Mei 2024, terimakasih untuk seluruh buruh dan pekerja di Indonesia yang telah berjuang hingga saat ini demi perekonomian keluarga dan bangsa. Bersama, kita ciptakan masa depan yang lebih cerah bagi para pekerja di seluruh Indonesia," pungkas Ernila yang kesehariannya sebagai advokat ini.

Sementara itu salah satu penggiat buruh yang tergabung dalam Komunitas Buruh Sejahtera Ki Guru Gede Karjana mengatakan organisasi buruh itu adalah sebagai jembatan antara kaum pekerja atau buruh itu sendiri dengan pengusaha. Artinya untuk membentuk suatu hubungan kerja yang harmonis, organisasi buruh itu bukan sebuah ancaman bagi kaum pengusaha. Justru itu merupakan sebagai jembatan emas menuju suatu komunikasi koordinasi yang baik antara kaum pekerja dan pengusaha.

"Pergerakan buruh itu sudut pandangnya kesejahteraan sesuai aturan pemerintah untuk terjalinnya keharmonisan kerja. Artinya aturan ketenaga kerjaan yang aplikasinya dilapangan sama-sama menguntungkan," ujarnya saat dihubungi di Warung Bali miliknya yang berlokasi diselatan RSUD Buleleng.

Disinggung tentang omnibuslaw yang terjadi diruang lingkup perburuhan, menurut Ki Guru Gede Karjana dalam hal ini kaum buruh dan pengusaha itu masing-masing memberikan solusi yang terbaik dalam hal komunikasi. Dimana selama ini, menyangkut outsourcing itu diletakan dalam posisi yang kurang menguntungkan. Dalam hal ini kalau ditingkat perusahaan, posisi buruh yang lemah. Karena perusahaan dapat saja menghentikan buruh itu sendiri.

"Jadi untuk menggairahkan iklim investasi, bukan berarti melemahkan kaum buruh. Bagaimana negara ini bisa maju, kalau buruh ini dilemahkan. Hal ini harus ada keseimbangan." ucapnya.

"Harapan kami dengan pemerintah, dimana negara menjanjikan suatu kesejahteraan kepada rakyat, sementara kalau buruhnya tidak diperhatikan kan itu tidak seimbang juga. Karena iklim investasi itu akan baik, apabila iklim didunia perburuhan juga baik," tutup Ki Guru Gede Karjana. Sad/red

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER