Festival Jatiluwih 2019 Digelar Dengan Konsep Berbeda

  • 15 Agustus 2019
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2086 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com - Festival Jatiluwih 2019 tinggal menghitung hari. Tak hanya menampilkan acara hiburan, beberapa stand kuliner, souvenir, dan beberapa stand sponsor juga siap memanjakan lidah para pengunjung. 

Disamping itu juga ada camping ground yang membuat festival ini berbeda dari festival lainnya. Dan tentunya tidak 

Ketua Harian Festival Jatiluwih 2019 sekaligus Manajer Gong Jatiluwih Agus P. Wardana atau Wayang mengatakan jika pre event Jatiluwih Festival 2019 sudah dimulai sejak bulan Juni 2019 yang lalu. Dimana berbagai kegiatan telah dilakukan, mulai dari Kegiatan panen raya, kemah budaya pada bulan Juli, karantina hingga Grand Final Duta Hijau Bali 2019 pada bulan Agustus 2019 sampai nanti acara puncak Jatiluwih festival 2019 pada tanggal 20 September 2019 mendatang.

"Festival Jatiluwih ke 2 ini kita gelar di D,Uma Jatiluwih Art & Culture Hill. Dimana lokasi ini merupakan sebuah bukit asri di tengah sawah Jatiluwih yang indah," ujarnya.

Untuk menuju ke areal ini pengunjung bisa berjalan kaki sambil menikmati indah nya pemandangan sawah dan gunung Jatiluwih. "Saat ini kita sudah mempersiapkan segala kebutuhan di lokasi agar acara festival ini berjalan dengan baik," paparnya.

Menurutnya festival kali ini juga melibatkan finalis Duta Hijau Bali dan anak-anak muda Desa Jatiluwih sendiri agar mereka bisa belajar dan dikemudian hari bisa mengelola Festival Jatiluwih dengan mandiri. "Jadi jangan sampai acara ini terlewatkan, dan catat tanggalnya yakni 20 hingga 22 September 2019," sambung Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa.

Adapun tema yang diangkat dalam Festival Jatiluwih 2019 ini adalah 'Glorifying Dewi Sri for prosperity and harmony' – Memuliakan Dewi Sri untuk Kesejahteraan dan Harmoni.

Hakikat Dewi Sri dalam falsafah Bali adalah perihal kuasa atas kelahiran dan kehidupan, representasi yang disimbolkan dengan ketersediaan bahan makanan di bumi terutama padi. "Memuliakan Dewi Sri mengandung pemahaman dan pesan agar proses yang terdapat di Jatiluwih ini menjadi perhatian kita semua untuk diyakini, di dorong dan dijalankan sebagai laku lampah memelihara dan melestarikan padi dalam relasinya sebagai aspek penting dalam memaknai kelahiran dan kehidupan untuk kesejahteraan dan harmoni. Hal ini berelasi erat dengan pemaknaan Tri Hita Karana sebagai hubungan integral antara Tuhan, Manusia dan Alam," tandasnya ayu/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER