Partai Golkar Kubu AL Klaim Menangkan 4 Pilkada di Bali

  • 16 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2628 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Konflik internal Partai Golkar antara kubu Aburizal Bakrie (ARB) dan kubu Agung Laksono (AL) yang berkepanjangan, membuat 'beringin' tak maksimal dalam Pilkada serentak 9 Desember lalu. Sebab, prahara ini membuat Partai Golkar gagal mengusung pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, dan hanya menjadi partai pendukung.

Menarik di tengah situasi ini, pengurus Partai Golkar kubu AL justru mengklaim telah memenangkan empat dari enam Pilkada serentak di Pulau Dewata. Dari empat kemenangan itu, sebagian besar Partai Golkar tampil sebagai partai pendukung.

"Dari seluruh pasangan calon yang kami usung atau kami dukung, empat di antaranya menang yakni di Denpasar, Jembrana, Tabanan, dan Badung serta dua kalah yakni Karangasem dan Bangli," kata Ketua DPD Partai Golkar Bali (kubu AL) Gede Sumarjaya Linggih, di Denpasar, Rabu (16/12).

Untuk Pilkada Karangasem misalnya, baik kubu AL maupun kubu ARB sepakat untuk mengusung Sukerana - Kisid, dan akhirnya kalah. Adapun untuk Pilkada Bangli, kedua kubu ini bersama partai politik yang tergabung dalam Koalisi Bali Mandara juga sejak awal mendukung duet Brahma Putera - Ketut Ridet, namun juga gagal tampil sebagai pemenang.

"Untuk Pilkada Jembrana, kubu sebelah (kubu ARB, red), memang tidak mengusung calon. Sementara kami mendukung incumbent yang diusung PDIP, yakni pasangan Putu Artha - Kembang Hartawan, dan tampil sebagai pemenang," jelas Sumarjaya Linggih, yang didampingi Sekretaris DPD Partai Golkar Bali kubu AL, Dewa Nida.

Untuk Pilkada Kabupaten Badung, kata dia, pihaknya juga sejak awal mengusung pasangan Giri Prasta - Ketut Suiasa, yang akhirnya tampil sebagai pemenang. Adapun kubu ARB, sempat mengarahkan dukungan ke pasangan Made Sudiana - Sutrisno, namun pada akhirnya tetap mendukung pasangan calon yang diusung PDIP (Giri Prasta - Ketut Suiasa) sesuai rekomendasi kedua kubu di DPP Partai Golkar.

"Untuk Pilkada Kota Denpasar, semula kami (kubu AL dan kubu ARB, red) sepakat untuk mengusung pasangan Ketut Suwandi - Made Arjaya. Namun karena paket ini gagal, kita mendukung incumbent yang diusung PDIP (IB Dharmawijaya Mantra - IGN Jaya Negara) sementara kubu sebelah mendukung pasangan Made Arjaya - Rai Sunasri," tegas Sumarjaya Linggih.

Adapun untuk Pilkada Tabanan, demikian politisi asal Buleleng itu, sejak awal pihaknya mendukung incumbent Ni Putu Eka Wiryastuti - Eka Sanjaya, yang diusung PDIP. Adapun kubu ARB, semula mengusung nama Arya Budi Giri - Labantari. Karena pasangan ini tak mendapat 'lampu hijau' dari partai politik lain, kubu ARB kemudian merekomendasikan pasangan Arya Budi Giri - Wayan Sanjaya.

"Namun ternyata pasangan ini juga tak mendapatkan dukungan partai politik lain, dan gagal diusung pada Pilkada Tabanan. Beruntung pada akhirnya mereka (kubu ARB) mengikuti saran kami untuk mendukung pasangan incumbent, yang akhirnya tampil sebagai pemenang," jelas Sumarjaya Linggih.

Dari berbagai data dan fakta ini, jelas anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI itu, maka pilihan Partai Golkar kubu AL mayoritas tampil sebagai pemenang di Pilkada. "Bahwa kami hanya sebatas partai pendukung, itu iya. Tetapi setidaknya, sebagian besar pilihan kami tepat, karena rata-rata memenangkan Pilkada serentak di Bali," pungkas Sumarjaya Linggih.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER