Hasil Survei BI "Lampu Kuning" Pariwisata Bali

  • 23 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3820 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Hasil survei Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali pada bulan Mei 2015, menunjukkan perkembangan perilaku dan pergeseran keinginan pasar wisatawan mancanegara terhadap pariwisata Bali. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa 56 persen wisatawan mancanegara tertarik pada wisata buatan.

Untuk wisata berbasis budaya, masih berdasarkan survei BI, hanya sebesar 22 persen. Angka ini sama dengan wisata berbasis alam. Kondisi ini mendapat catatan khusus dari Fraksi PDIP DPRD Bali

"Hasil survei ini butuh kajian lebih mendalam dan spesifik, sehingga mendekati kondisi sesungguhnya," kata jurubicara Fraksi PDIP DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, saat membacakan Pandangan Umum Fraksi PDIP Terhadap RAPBD Bali Tahun 2016 dalam Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Selasa (22/9).

Fraksi PDIP berharap agar kondisi ini diperhatikan dengan sungguh-sungguh, terutama oleh pemerintah. "Ini harus mendapatkan perhatian, terutama berkaitan dengan strategi pengembangan pariwisata Bali di masa yang akan datang," kata Kariyasa.

Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang ditemui usai sidang paripurna tersebut mengatakan, pengembangan pariwisata di Bali tidak boleh ke luar dari konsep pariwisata budaya. Pasalnya, pariwisata budaya sudah menjadi pakem Bali dan bahkan tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda).

"Seluruh dunia sudah tahu betapa hebatnya budaya kita. Cuma ada keterbatasan orang untuk melihat atau menyaksikan atraksi budaya itu," ujarnya.

Terkait dengan hasil survei dari BI Perwakilan Bali yang menyatakan sebagian besar wisatawan mancanegara tertarik dengan wisata buatan, diakuinya, perlu dikaji lebih mendalam. "Keunggulan di sini kan pariwisata budaya dan alam. Kalau ternyata tidak diminati orang, kan agak repot kita. Apanya yang salah, mari kita cek," tutur Gubernur Pastika.

Ia kemudian menyontohkan keterbatasan wisatawan mancanegara untuk menyaksikan atraksi budaya yang dimaksud itu adalah ketika menonton tari Barong. "Orang kalau ke Bali, mau nonton tari Barong berapa kali sih? Kalau dia datang lagi, emang mau nonton lagi? Belum tentu kan? Kemungkinan besar tidak. Itu yang dimaksud. Berarti harus ada destinasi wisata lain," tandasnya.

Ia melihat kecenderungan wisatawan ingin melihat sesuatu yang dinilai "wah". Apalagi kalangan muda, tentu tidak mau hanya menyaksikan atraksi budaya. "Tiap tahun kita melaksanakan Pesta Kesenian Bali, tujuannya untuk itu. Mengembangkan, menggali, mencari kreativitas baru dan tiap tahun itu terus terjadi," pungkas Gubernur Pastika.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER