Bupati Mahayastra Dorong Pelaku UMKM di Gianyar Menjadi Calon Pengusaha yang Optimis

  • 09 September 2022
  • 17:40 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 2259 Pengunjung
Pelaku UMKM mendapatkan pendampingan konsultasi bisnis dari Kemenkop dan UKM untuk menjadi calon pengusaha sukses, Jumat (9/9). Sumber : gus/sd

Gianyar, suaradewata.com - Puluhan calon pengusaha dari pelaku UMKM di Kabupaten Gianyar, mendapatkan pendampingan konsultasi bisnis dari Kementerian Koperasi dan UKM RI di Villa Kori Maharani, Gianyar, Jumat (9/9/2022). Bupati Gianyar, I Made Mahayastra mendorong pelaku UMKM menjadi calon - calon pengusaha yang jujur, gigih dan optimis. Pendampingan melalui Pemasyarakatan Konsultasi Bisnis juga dihadiri Anggota DPR RI, I Nyoman Parta.

Sekretaris Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM RI, Talkah Badrus mengatakan Konsultasi bisnis ini bersinergi dengan Anggota Komisi VI DPR RI, Nyoman Parta. "Wirausaha pemula perlu ada pendampingan, kolaborasi ini diharapkan agar mereka bisa naik kelas jadi pengusaha," ujarnya. Bagi yang belum punya Nomor Induk Berusaha, sertifikasi halal dan sejenisnya diminta bersuara atau konsultasi. Terlebih di Gianyar sudah ada PLUT di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. "Kita juga dorong agar pemerintah memanfaatkan 40% dari APBD untuk belanja produk UMKM," terangnya.

Secara nasional, Kemenkop mencatat jumlah pelaku UMKM di Indonesia sebanyak 64 juta orang. "Termasuk di dalamnya provinsi Bali ada sebanyak 556.000. Khusus Gianyar ada 80.000an, itu sudah by name by address," jelasnya.

Sementara Nyoman Parta mengaku selama ditugaskan di Komisi VI DPR RI, belajar banyak tentang pendampingan UMKM. "Kita tahu betapa susahnya membangun usaha, telah pernah dilakukan pelatihan pilih ide produk, surat menyurat, pengurusan NIB, mendapatkan P-IRT, BPOM surat izin edar, hingga pelatihan barista level II. Ada yang sudah praktek jualan, barista rata-rata mereka langsung kerja. Ada yang berangkat ke LN, buka usaha sendiri. Pelatihan digital marketing juga sudah, bagaimana berjualan di dunia digital. Ternyata itu belum cukup, banyak masih stagnan dan bertanya. Maka hari ini ada konsultasi bisnis, forum tempat curhat," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini.

Parta pun berharap setelah konsultasi, 60 peserta ini diharapkan bisa naik kelas jadi pengusaha. "Produknya bisa diandalkan, syukur-syukur bisa mandiri, bisa pekerjakan tetangga, hebatnya lagi bisa bayar pajak ke negara. Kan luar biasa manfaatnya," harap politisi asli Gianyar ini.

Sementara itu Bupati Gianyar, I Made Mahayastra saat membuka kegiatan mengatakan Ulapan (Ubud, Tegallalang dan Payangan) oleh Bappenas sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). "Rohnya adalah pariwisata desa. Dan yang paling penting adalah kesiapan para generasi muda. Harus pintar berbahasa, ngerti kebutuhan market. Yang dijadikan hotel adalah rumah penduduk. Jadi yang dapat porsi terbesar adalah wirausaha itu sendiri," ujar Mahayastra. Menurutnya jumlah wirausaha di Gianyar ada lebih dari 80.000. "Bayangan saya Gianyar jauh lebih banyak dari 80.000 UMKM. Contoh di Ubud, sepanjang 30 km tidak putus-putus ada usaha masyarakat sepanjang itu," ujarnya.

Mahayastra juga menyemangati peserta agar optimis. Mahayastra memberikan contoh dirinya sendiri yang telah sukses membangun Villa Kori Maharani yang jadi tempat acara. "Ini saya rintis sejak Tahun 2003. Punya Rp 100 juta bikin satu rumah. Butuh waktu 4,5 tahun kemudian baru punya 6 unit. Dan Tahun 2017 baru saya buka. Sempat mikir bagaimana bersaing dengan hotel berbintang yang sudah terkenal, tapi saya tetap bertekad. Sekarang, astungkara Hotel ini eksis dan sudah menguntungkan. Jadi kalian juga tidak perlu takut memulai. Banyak pengusaha sejarahnya mulai dari nol. Jangan pernah ragu, jangan ada gengsi," tuturnya.

Salah satu pelaku UMKM yang mengikuti kegiatan konsultasi yakni, I Ketut Budiarsa merupakan penyandang disabilitas. Ketut bersama tiga saudaranya yang penyandang cacat sejak lahir, membuat produk keripik talas dan ubi dengan nama Kripika dengan kemasan modern. Usahanya dirintis mulai beberapa tahun lalu yang diawali hanya dengan 7 kilogram talas kini sudah mencapai 50 kilogram talas per hari. Penjualan yang dilakukannya juga memanfaatkan platform media sosial sehingga mendapatkan banyak pesanan. Ketut Budiarsa membuktikan keterbatasan fisik tak membuatnya menyerah, justru bisa membuka lapangan pekerjaan bagi 8 anggota keluarganya yang lain. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER