Populasi Curik Bali di TNBB capai 303 Ekor, Jumlah Tertinggi Sejak Tahun 1974

  • 24 Juni 2020
  • 21:35 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1527 Pengunjung
istimewa

Buleleng, suaradewata.com - Populasi burung Jalak Bali atau Curik yang ada di wilayah Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) hingga pertengahan bulan Juni ini mengalami peningkatan drastis. Tercatat jumlah populasi Curik Bali saat ini mencapai 303 ekor. Jumlah ini adalah yang tertinggi sejak tahun 1974 silam.

Berdasarkan data yang diterima pada Rabu (24/6/2020), peningkatan populasi Curik Bali ini sejatinya dimulai sejak tahun 2015 sebanyak 57 ekor, tahun 2016 ada sebanyak 81 ekor, tahun 2017 sebanyak 109 ekor dan hingga Juni tahun 2020 ini ada sebanyak 303 ekor.

Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan, meningkatnya populasi Curik Bali ini, karena peran dari masyarakar di 6 desa penyangga TNBB. Keenam desa itu adalah desa Belimbing Sari, Ekasari, Melaya, Gilimanuk, Sumberklampok dan Pejarakan. "Mereka sadar untuk menjaga kelestarian Curik Bali dan membantu penangkaran," kata Agus Kepakisan.

Menurut Agus Kepakisan, sesungguhnya setiap tahun penangkaran TNBB mampu menetaskan 60 ekor Curik Bali. Burung-burung itu dilepasliarkan jika berumur 11 bulan. Jika dulu dilepas di wilayah Teluk Berumbun, kini Curik Bali dilepas di Labuan Lalang dan Hutan Cekik.

"Sebenarnya kami merancang untuk pelepasliaran Curik Bali, tapi karena situasi Covid 19, terpaksa tidak kami lakukan. Sebelum dilepasliarkan, kami melakukan test rapid Avian Influensa. Sampel organnya kami kirim ke balai besar ventriner," jelas Agus Kepakisan.

Perbekel Desa Sumberklampok, Wayan Sawitra Yasa mengakui, jika wilayahnya sebagai salah satu dari enam desa penyangga TNBB. Pihak desa juga telah membentuk Kelompok penangkaran bernama Manuk Jegeg sejak 2011 lalu. Awalnya, kelompok memiliki anggota 25 orang yang menangkar sebanyak 12 pasang atau 24 ekor Curik Bali.

Namun saat ini, jumlahnya mencapai 50 pasang atau 100 ekor. "Jumlah 100 ekor Curik Bali itu ditangkar 15 orang dari 25 anggota kelompok. Perkembangannya sangat bagus, angka kematiannya baru ada 2 ekor sejak tahun 2011," tandas Sawitra Yasa. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER