Pengerupuk Tanpa Ogoh-ogoh

  • 23 Maret 2020
  • 21:15 WITA
  • Jembrana
  • Dibaca: 2489 Pengunjung
suaradewata

Jembrana, suaradewata.com-Ada yang berbeda dari perayaan menjelang nyepi tahun ini. Pasalnya, dalam pengerupukan atau sehari sebelum hari raya nyepi biasanya ada atraksi ogoh-ogoh. Namun kali ini ditiadakan akibat merebaknya virus corona (Covid 19). 

Sehari sebelum perayaan Hari raya Nyepi memang selalu identik dengan atraksi atau pengarakan ogoh-ogoh. Namun tahun ini, Pemerintah Provinsi Bali melarang bentuk atraksi atau pengarakan ogoh-ogoh. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya pengumpulan masa dalam jumlah banyak sehingga bisa memutus mata rantai penularan virus covid 19. “Untuk pengarakan ogoh-ogoh kami sepakat hasil paruman dengan bimas dan empat orang lain termasuk saya,intinya udah tidak ada pengarakan ogoh-ogoh lagi,” kata Wayan Diandra, Bendesa Adat Desa Pekraman Kerta Jaya, Kelurahan Pendem. Senin (23/3). 

Dengan ditiadakannya atraksi atau pengarakan ogoh-ogoh pada perayaan nyepi kali ini, membuat sejumlah seka truna yang sudah membuat ogoh-ogoh mengaku kecewa. Walaupun kecewa dengan kebijakan tersebut, namun mereka memilih mengikuti kebijakan pemerintah untuk tidak melakukan pengarakan ogoh-ogoh demi mencegah penularan Covid 19. “Mungkin agak sedikit kecewa,karena pengarakan ogoh-ogoh itu tidak diperbolehkan. Kami juga selaku STT siap mengikuti arahan dari pemerintah untuk tidak melakukan pengarakan ogoh-ogoh,” kata I Kadek Andika Surya Nugraha, SekaaTruna-Truni (STT) Eka Cita Menega.

 Untuk di Kabupaten Jembrana, tercatat ada sebanyak 300 lebih ogoh-ogogh yang rencananya siap diarak saat pengerupukan atau sehari sebelum hari raya nyepi. Namun diharapkan dengan adanya kebijakan meniadakan atraksi atau pengarakan ogoh-ogoh jelang hari raya nyepi ini, diharapkan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid 19 di masyarakat. dep/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER