Nyoman Parta Sesalkan Kerusakan Sistem Imigrasi Bandara Ngurah Rai

  • 22 Februari 2020
  • 23:05 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 1734 Pengunjung
istimewa

Denpasar, suaradewata.com - Kerusakan sistem milik imigrasi di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (21/2/2020), sehingga menyebabkan antrian panjang di pintu kedatangan internasional, mendapat kritikan tajam dari kalangan DPR RI.

Anggota DPR RI Komisi VI, Nyoman Parta mempertanyakan kapabilitas jasa penyedia aplikasi dan jaringan yang digunakan oleh imigrasi di Bandara Ngurah Rai. "Di imigrasi kan ada pihak Telkom yang menyediakan internet dan pihak vendor yang menyediakan aplikasi. Yang bermasalah ini yang mana," kritik Parta saat dikonfirmasi Sabtu (22/2/2020).

Kejadian tersebut menurutnya telah mencoreng Bali sebagai ikon wisata berkelas dunia. "Sebagai daerah wisata kejadian terganggunya sistem di imigrasi yang menyebabkan antrean sampai 3 jam ini memalukan Bali dan Indonesia di dunia internasional," tandas Politikus PDIP asal Bali ini.

Ia juga merasa prihatin di tengah seriusnya dampak negatif virus Corona terhadap pariwisata, malah ditambah kejadian ini makin membuat citra Bali sebagai ikon wisata dunia makin tercoreng. " Semestinya memberikan kesan positif tentang perbaikan pelayanan," ujarnya.

Disaat Pemerintah dan DPR concern menggenjot dunia pariwisata di Bali khususnya agar kembali bergairah pasca isu virus Corona justru malah dipermalukan dengan kejadian ini.

"Kami di komisi VI sedang mendorong pemerintah melakukan upaya-upaya agar pariwisata segera pulih. Seperti kebijakan tiket murah, baik domestik maupun penerbangan internasional, kita juga sedang mendorong pemerintah untuk mencari pasar diluar China, eh malah ada kejadian sepeti ini, ini memalukan," sesalnya.

Menyikapi kejadian ini, Parta menyarankan agar sistem IT imigrasi dibuat terintegrasi dengan sistem keamanan negara.

"Sebaiknya sistem di imigrasi bukanlah hanya berfungsi administrasi. Tapi juga berkaitan dengan keamanan negara, jadi seharusnya disiapkan sistem yang bisa mengantisipasi segala keadaan. Ini menandakan sistem IT kita rapuh dan jika diserang (diretas) pihak luar sangat mudah sekali dilumpuhkan," tandasnya.

"Ternyata dengan kejadian ini menunjukkan bahwa imigrasi belum adaptif dengan Teknologi Informasi yang kita kenal istilahnya 4.0 (Four Point O). TI 4.0 hanya di wacanakan tapi gak mampu dipahami secara utuh," sindirnya.

Terakhir ia mengingatkan bahwa Imigrasi adalah garda terdepan pelayanan pariwisata ketika wisatawan baru menginjakan kakinya di Indonesia termasuk Bali.

"Jadi memberi kenyamanan itu mutlak agar menjadi cerita dan promosi yang positif di mancanegara," pungkasnya. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER