Paket Dupa Kaori Ramah Lingkungan Menjelang Galungan

  • 08 Februari 2020
  • 01:05 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 4191 Pengunjung
istimewa

Gianyar, suaradewata.com - Kaori Group meluncurkan produk berupa paket dupa Kaori ramah lingkungan menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Paket dupa Kaori ramah lingkungan ini tidak lagi dikemas menggunakan plastik tetapi dalam kemasan eksklusif berbahan alami.

Kebutuhan dupa bagi umat Hindu di Bali setiap hari sebagai sarana persembahyangan sangatlah banyak, kebutuhan dupa mencapai 100 ton per bulannya. Sementara itu, produksi dupa di Bali belum mencapai sebanyak kebutuhan sehingga banyak dupa luar yang masuk ke pasar dupa di Bali. Produksi dupa Kaori oleh Kaori Group baru seperlima kebutuhan dupa tiap bulannya. Namun demikian bagi yang telah menggunakan produk dupa Kaori enggan beralih menggunakan dupa lainnya.

Sebagai penerapan Peraturan Gubenur Bali nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, Kaori Grup mengeluarkan paket dupa Kaori ramah lingkungan untuk parcel hari raya. Dupa yang biasanya dibungkus menggunakan plastik, saat ini beralih menggunakan bahan dari anyaman pandan. Bahkan wadah dupa bisa digunakan berulang kali dan diisi ulang.

Menurut Direktur Kaori Grup, Ni Kadek Winnie Kaori I.M, menjelang hari raya kebutuhan parcel dupa Kaori mencapai 2000-3000 buah setiap hari raya. "Dupa Kaori tanpa efek samping karena berbahan alami dan aroma tidak terlalu menyengat, abu dingin dan aman buat kesehatan," ujarnya, Jumat (7/2/2020).

Dijelaskannya, paket dupa Kaori ramah lingkungan terdiri dari : 1 boks dupa pasupati Tridatu Kaori berisi 150 batang; 1 ikat dupa Kaori basah aroma cempaka isi 450 batang; 5 dupa renteng isi 8 stik; 1 tempat dupa dari bahan endek + isi dupa 30 batang aroma cendana; tas karung goni yang awet. “Termasuk kartu ucapan Galungan. Hanya Rp 150ribu komplit langsung kirim. Semuanya bahan ramah lingkungan, kemasannya bisa dipakai kembali untuk tasnya, termasuk tempat dupa dari tabung yang dikemas kain endek Bali,” jelasnya. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER