Hasil Penelitian Pupuk Organik Cair Provinsi Bali Lolos Insinas 2020

  • 10 Desember 2019
  • 16:10 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3940 Pengunjung
istimewa

Denpasar, suaradewata.com - Perjuangan cukup panjang dari Tim UPTD  Pertanian Terpadu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Provinsi Bali, akhirnua membuahkan hasil.

Itu setelah dinyatakan hasil penelitian pupuk Organik Cair Bio-Inokulum yang disusun dalam tahap seleksi nasional Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) pendanaan tahun 2020.

"Kami telah mengajukan proposal Insinas Riset Kemitraan dengan fokus bidang riset pangan pertanian," kata Kepala UPTD TPHbun, I Wayan Sunada.

Ia menuturkan, judul yang diangkat dalam pengajuan proposal ini, yakni Intensifikasi Lahan Sub Optimal Melalui Pengembangan Pupuk Organik Cair Bio-Inokulum Plus dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Lokal Berkualitas Ekspor di Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Dijelaskannya Tim pengusul dari pengajuan proposal ini ada 6 orang antara lain, Dr. I Wayan Sunada, SP., M.Agb sebagai Ketua peneliti, dan anggota peneliti terdiri dari Ir. Eko H. Agustin Juwaningsih, M.Si., Lena Walunguru, SP., M.Si. Ir. I Made Buda, M.P., I Made Londra, S.Pt., M.P., Chatlynbi T. Br. Pandjaitan, SP., M.Sc. 

“Dari usulan yang sudah diajukan, dan setelah melewati seleksi administrasi Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional, melalui Surat undangan Kemenristedikti Nomor: B/464/E4.4/KT.04.00/2019,” ucapnya.  

Sebagai Ketua Tim Peneliti, Wayan Sunada berkesempatan untuk memaparkan proposal penelitian di Hotel Sahid Serpong (Jl. Raya Serpong No. 89, Cilenggang, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, 15310) pada 9 Desember 2019 dengan agenda Paparan Proposal Insinas 2020. 

“Dari seluruh Indonesia yang mengajukan proposal insinas 2020 sebanyak 68 peserta yang akan bersaing untuk mendapatkan bantuan insentif penelitian senilai Rp. 1,650 Milyar,” katanya.

Diuraikan Sunada, Kegiatan penelitian ini berawal dari keadaan wilayah Bali dan di NTT yang mempunyai kesamaan kondisi lahan kering dan melihat fakta di lapangan dimana masyarakat yang berprofesi sebagai petani yang kurang menyadari pentingnya pengelolaan yang baik. 

“Oleh karena itu, perlu merubah pola pikir untuk pengelolaan lahan dengan penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pupuk organik yang baik adalah pupuk yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta tersertifikasi berdasarkan standar mutu pupuk,” lanjut Sunada.

Sedangkan tujuan Riset Pratama Kemitraan ini, dikatakan Sunada adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan lahan lahan kering di Bali dan NTT dengan cara meningkatkan kesuburan tanah.

"Peningkatan kesuburan tanah tersebut ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman organik lokal khususnya padi hitam dan bawang merah yang mempunyai nama sebagai varietas unggul nasional spesifik, berkualitas eksport," katanya.

Penelitian juga ditujukan untuk memproduksi benih berlabel dan bersertifikasi organik melalui aplikasi POC Bio-Inokulum Plus. “Setelah melalui banyak tahapan, akhirnya saya mendapatkan undangan untuk memaparkan proposal yang diajukan sebagai riset pengembangan teknologi yang rencananya akan dikembangkan untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur,” kata Sunada. 

Sebagai informasi, Sistem Inovasi Nasional (SINas) merupakan suatu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi dan bertujuan untuk mengembangkan inovasi nasional, meningkatkan kemampuan iptek, serta meningkatkan daya saing. mot/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER