Lestarikan Situs Purbakala, Bupati Bangli Segera Bentuk Tim Peneliti Kebudayaan

  • 24 Oktober 2018
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2521 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com - Untuk melestarikan situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Bangli, Bupati Bangli I Made Gianyar berencana segera membentuk tim peneliti kebudayaan. Menurutnya, tim yang akan dikomandoi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli ini nantinya ditugaskan secara khusus untuk mendata semua situs -situs peninggalan kono, termasuk pura-pura kuno yang belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Hal ini disampaikan Bupati Made Gianyar  saat membuka Kemah Cagar Budaya tingkat Provinsi Bali tahun 2018 di Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa (23/10/2018).

Menurut Bupati Made Gianyar, cagar budaya sebagai warisan budaya masa lalu, merupakan akar dari kebudayaan masa kini. Sehingga cagar budaya harus dilindungi, karena memiliki nilai penting bagi sejarah ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan yang mengandung nilai-nilai luhur kehidupan dimasa lalu.

Jelas dia, untuk melindungi situs cagar budaya ini, pihaknya sudah memerintahkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli agar secepat mungkin membentuk tim yang nantinya bertugas mendata semua situs-situs budaya yang ada di Bangli. Setelah semua situs cagar budaya ini terdata, tentu pihaknya akan menindaklanjuti dengan mengeluarkan instrument produk hukum, baik berupa Peraturan Bupati (Perbup) maupun Peraturan Daerah (Perda). “Nanti setelah tim terbentuk, tim bekerja dan semua situs cagar budaya sudah didata, kita akan tindaklanjuti dengan isntrumen produk hukum. Apakah itu Perbup atau Perda. Intinya untuk melindungi keberadaan situs cagar budaya”terangnya.

Sambung dia, selama ini mungkin banyak dari situs cagar budaya di Bangli yang sudah dibongkar akibat ketidak tahuan masyarakat. Ia mencontohkan, misalkan ada pura kuno yang dipugar dengan batu hitam karena sudah rapuh. Padahal pura kono ini memiliki nilai sejarah, namun karena kurang pemahaman dan ketidak tahuan, pura dipugar dengan bentuk yang berbeda. Untuk itu, Bupati Made Gianyar berharap, keberadaan tim ini nanti bisa memberikan edukasi kepada masyarakat agar ikut menjaga dan melestarikan situs cagar budaya yang ada diwilayahnya masing-masing. “Kita berharap tim nanti bisa mengedukasi masyarakat untuk ikut menjaga  dan melestarikan bangunan bersejarah termasuk situs cagar budaya yang ada diwilayahnya masing-masing. Kalau memang situs tersebut rusak dan harus dipugar, sebisa mungkin harus dibangun seperti aslinya. Sehingga tidak menghilangkan nilai sejarah dari bangunan tersebut”pintanya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali Drs. I Wayan Muliarsa mengatakan, kemah cagar budaya merupakan program internalisasi budaya yang dikemas dalam bentuk kegiatan yang menitikberatkan pada upaya pengenalan, penguatan dan pengembangan kebudayaan dikalangan generasi muda. “Pada prinsipnya, kemah cagar budaya merupakan kegiatan pembinaan generasi muda yang bersifat edukatif, inovatif, kreatif, produktif dan rekreatif untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Purbakala ke-105”ujarnya.

Disampaikan juga, kemah cagar budaya yang baru pertama kali diselenggarakan ini, diikuti oleh 152 orang peserta dari perwakilan pelajar SMA se-Bali, perwakilan mahasiswa dari Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, perwakilan sekaa teruna Desa Manikliyu dan guru pendamping.

Sambung dia, dalam pelaksanaan kemah cagar budaya  yang akan berlangsung selama lima hari, dari tanggal 23 sampai dengan 27 Oktober 2018, akan diisi dengan beragam kegiatan yang dilakukan dengan metode permainan, diskusi, ceramah, demonstrasi, simulasi dan pengamatan. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya, sehingga dapat membangkitkan kesadaran generasi muda untuk berpartisipasi dalam pelestarian budaya bangsa. “Intinya kegiatan kegiatan ini merupakan bagian dari proses penanaman nilai sejarah dan budaya bagi generasi muda dalam upaya pelestarian cagar budaya”terangnya.

Acara kemah cagar budaya yang dipusatkan dilapangan SMPN 5 Kintamani, juga dihadiri oleh Dandim 1626/Bangli Letkol. Cpn. Andy Pranoto, Kepala Balai Arkeologi Bali Suarbhawa, Kepala Balai Bahasa Bali Toha Mahrum, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali I Made Dharma Suteja, Kadisdikpora Bangli I Nyoman Suteja, Camat Kintamani Wayan Dirgayusa dan Perbekel Desa Manikliyu I Ketut Garis. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER